Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Achmad Hafisz Tohir meminta pemerintah cermat dalam mengelola perdagangan luar negeri di tengah situasi ekonomi global yang belum membaik.
Dalam Keterangan pers yang diterima di Jakarta, Jumat, Hafisz mengatakan salah satu yang perlu diperhatikan adalah perdagangan dengan menggunakan mata uang asing seperti dolar AS dan yuan Tiongkok.
"Apabila Indonesia menggunakan yuan sebagai alat tukar utama, tentu akan punya risiko. Sampai sejauh ini perekonomian China belum stabil, masih volatil," katanya.
Ia mengharapkan pemerintah mengkaji dengan mendalam rencana tersebut.
Anggota DPR RI dari Fraksi PAN itu mengatakan, pemerintah masih memerlukan penggunaan mata uang asing lainnya dalam perdagangan luar negeri.
"Dolar AS telah menjadi alat tukar utama dunia. Dunia menggunakan Dolar AS disebabkan ekonomi Amerika yang relatif stabil. Dulu sempat ada wacana untuk menjadikan Euro menjadi alat tukar utama. Tetapi sangat riskan menggunakan euro karena selain mata uang baru, Euro juga relatif fragile karena rentan terhadap perpecahan," katanya.
Ia berkeyakinan dengan kajian yang tepat maka perdagangan luar negeri Indonesia akan menunjukkan angka yang membaik dari tahun ke tahun.
Pemerintah diminta cermat kelola perdagangan luar negeri
10 Desember 2016 13:36 WIB
Ketua Komisi VI DPR RI, Achmad Hafisz Tohir (www.dpr.go.id)
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016
Tags: