Kasur selamatkan Yusuf dari reruntuhan bangunan
10 Desember 2016 11:14 WIB
Warga mencari barang-barang yang masih bisa dipergunakan dari kios miliknya yang roboh akibat gempa di Pasar Meureudu, Pidie Jaya, Aceh, Kamis (8/12/2016). Gempa 6,5 SR yang berpusat di Pidie Jaya, Aceh, pada Rabu (7/12/2016), menyebabkan lebih dari 100 orang tewas, ratusan orang luka-luka, dan ratusan bangunan rusak. (ANTARA/Hafidz Mubarak A) ()
Pidie (ANTARA News) - Keluarga M Yusuf (35) selamat berkat berlindung di bawah kasur ketika gempa kuat mengguncang Kabupaten Pidie, Aceh, beberapa waktu lalu.
Yusuf dan istrinya, Yulida (28), serta seorang anaknya yang berusia dua tahun, selamat ketika bangunan ruko berlantai dua yang ditempatinya runtuh, di Gampong Teungah, Kabupaten Pante Raja.
"Kalau tidak ada kasur itu, entah lah nyawa saya sudah tidak ada," kata M Yusuf kepada Antara sambil menahan tangis, di RSUD Chik Ditiro, Kabupaten Pidie, Aceh, Jumat malam.
Saat gempa terjadi dirinya terjaga, mungkin karena saking kencangnya guncangan itu kasur di tempat tidurnya menghempaskan dirinya bersama istri dan anaknya.
"Saya masih sadar, tiba-tiba bebatuan berjatuhan di atas kasur dan gelap gulita sekelilingnya."
Dirinya mengaku berusaha untuk meminta tolong namun beberapa saat tidak ada yang mendengarnya. "Saat terjatuh tertutup kasur itu, saya mendengar suara seperti air ke luar dari bawah tanah dengan kencangnya," katanya.
Tidak lama kemudian, dirinya mendengar sayup-sayup suara orang dari reruntuhan itu. "Saya tidak tahu sudah berapa lama di dalam puing-puing itu," katanya menahan air mata yang akan ke luar.
Yang Yusuf tahu warga sudah mengangkatnya dari sela-sela reruntuhan. "Astaghfirullah," dirinya terdiam sejenak menceritakan kejadian itu.
"Istri saya dan anak saya, informasinya sudah di ruang perawatan," katanya. "Saya masih trauma kejadian itu, ujarnya pendek."
Setelah menarik nafas dalam-dalam, ia melanjutkan ceritanya. "Saya berjualan kelontong," katanya.
"Saya baru tahu juga jika di kampung saya ada dua korban, itu informasi dari orang tua saya," katanya.
Bagian Penanggulangan Bencana Kabupaten Pidie Jaya menyebutkan sebanyak delapan korban meninggal akibat gempa 6,5 Skala Richter (SR), belum terindentifikasi.
"Sedangkan sebanyak 92 korban meninggal sudah terindentifikasi, jadi total yang meninggal sebanyak 100 orang," kata Kepala Humas Penanggulangan Bencana Kabupaten Pidie Jaya, Ridwan, kepada Antara, Sabtu.
Saat ini, kata dia, upaya pencarian korban yang dilakukan Basarnas terus berlangsung dengan menggunakan alat berat.
"Untuk hari ini menurut Basarnas, pencarian akan dilakukan di tiga kecamatan," katanya.
Yusuf dan istrinya, Yulida (28), serta seorang anaknya yang berusia dua tahun, selamat ketika bangunan ruko berlantai dua yang ditempatinya runtuh, di Gampong Teungah, Kabupaten Pante Raja.
"Kalau tidak ada kasur itu, entah lah nyawa saya sudah tidak ada," kata M Yusuf kepada Antara sambil menahan tangis, di RSUD Chik Ditiro, Kabupaten Pidie, Aceh, Jumat malam.
Saat gempa terjadi dirinya terjaga, mungkin karena saking kencangnya guncangan itu kasur di tempat tidurnya menghempaskan dirinya bersama istri dan anaknya.
"Saya masih sadar, tiba-tiba bebatuan berjatuhan di atas kasur dan gelap gulita sekelilingnya."
Dirinya mengaku berusaha untuk meminta tolong namun beberapa saat tidak ada yang mendengarnya. "Saat terjatuh tertutup kasur itu, saya mendengar suara seperti air ke luar dari bawah tanah dengan kencangnya," katanya.
Tidak lama kemudian, dirinya mendengar sayup-sayup suara orang dari reruntuhan itu. "Saya tidak tahu sudah berapa lama di dalam puing-puing itu," katanya menahan air mata yang akan ke luar.
Yang Yusuf tahu warga sudah mengangkatnya dari sela-sela reruntuhan. "Astaghfirullah," dirinya terdiam sejenak menceritakan kejadian itu.
"Istri saya dan anak saya, informasinya sudah di ruang perawatan," katanya. "Saya masih trauma kejadian itu, ujarnya pendek."
Setelah menarik nafas dalam-dalam, ia melanjutkan ceritanya. "Saya berjualan kelontong," katanya.
"Saya baru tahu juga jika di kampung saya ada dua korban, itu informasi dari orang tua saya," katanya.
Bagian Penanggulangan Bencana Kabupaten Pidie Jaya menyebutkan sebanyak delapan korban meninggal akibat gempa 6,5 Skala Richter (SR), belum terindentifikasi.
"Sedangkan sebanyak 92 korban meninggal sudah terindentifikasi, jadi total yang meninggal sebanyak 100 orang," kata Kepala Humas Penanggulangan Bencana Kabupaten Pidie Jaya, Ridwan, kepada Antara, Sabtu.
Saat ini, kata dia, upaya pencarian korban yang dilakukan Basarnas terus berlangsung dengan menggunakan alat berat.
"Untuk hari ini menurut Basarnas, pencarian akan dilakukan di tiga kecamatan," katanya.
Pewarta: Riza Fahriza
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016
Tags: