Korban luka gempa masih penuhi RS Pidie
10 Desember 2016 11:13 WIB
Korban Gempa Pidie Jaya Aceh. Pasien yang merupakan korban gempa dirawat di lorong RS Umum Kabupaten Pidie, Aceh, Kamis (8/12/2016). Gempa 6,5 SR yang berpusat di Pidie Jaya, Aceh pada Rabu (7/12/2016), mengakibatkan lebih dari 100 orang tewas, ratusan orang luka-luka dan ratusan bangunan rusak berat. (ANTARA/Hafidz Mubarak A) ()
Pidie (ANTARA News) - Korban luka berat gempa 6,5 SR sampai sekarang masih memenuhi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Chik Ditiro, Kabupaten Pidie, Aceh, khususnya pasien yang akan menjalani operasi.
Dari pantauan Antara, Sabtu, para pasien tidur di lorong rumah sakit untuk menunggu operasi yang akan dilakukan tim medis. Bahkan tidak sedikit, mereka sudah berada di rumah sakit tersebut sejak Rabu (7/12).
Ada juga sebagian korban itu memilih tidur di lorong karena masih trauma akan terjadinya gempa yang melanda Kabupaten Pidie Jaya atau sekitar 40 kilometer dari Kabupaten Pidie.
Umar, warga Gampong Blang Sukon, Pidie Jaya, mengaku dirinya sudah menunggu di RSUD tersebut sejak Rabu mendampingi anaknya yang tertimpa bangunan beton saat terjadinya gempa.
"Saya sudah sejak Rabu menunggu antrian untuk operasi, bahkan mendapatkan nomor urut 3, tapi sampai sekarang belum dipanggil juga," katanya.
Sudah berulangkali anak saya puasa menjelang operasi, tapi belum juga dilakukan, keluhnya.
Alasan dari pihak rumah sakit, kata dia, operasi belum bisa dilakukan karena harus membersihkan infeksi di bagian kakinya.
"Anak saya mengalami luka di kaki kanan karena tertimpa beton rumah," katanya.
Demikian pula halnya dengan M Yusuf (35), warga Gampong Teungah, Pante Raja, masih tergeletak di atas tempat tidur lorong ruang ooperasi.
"Saya luka di bahu kiri dan kaki, ini sedang menunggu operasi," katanya.
Dari data petugas bagian operasi RSUD Chik Ditiro, Putra, menyebutkan pihaknya pada Jumat (9/12) sudah mengoperasi 18 korban gempa dan sisanya 2 korban lagi yang belum dilakukan.
"Operasi sudah dilakukan sejak hari pertama bencana, mereka sudah dirawat di ruang perawatan," katanya.
Dari pantauan Antara, Sabtu, para pasien tidur di lorong rumah sakit untuk menunggu operasi yang akan dilakukan tim medis. Bahkan tidak sedikit, mereka sudah berada di rumah sakit tersebut sejak Rabu (7/12).
Ada juga sebagian korban itu memilih tidur di lorong karena masih trauma akan terjadinya gempa yang melanda Kabupaten Pidie Jaya atau sekitar 40 kilometer dari Kabupaten Pidie.
Umar, warga Gampong Blang Sukon, Pidie Jaya, mengaku dirinya sudah menunggu di RSUD tersebut sejak Rabu mendampingi anaknya yang tertimpa bangunan beton saat terjadinya gempa.
"Saya sudah sejak Rabu menunggu antrian untuk operasi, bahkan mendapatkan nomor urut 3, tapi sampai sekarang belum dipanggil juga," katanya.
Sudah berulangkali anak saya puasa menjelang operasi, tapi belum juga dilakukan, keluhnya.
Alasan dari pihak rumah sakit, kata dia, operasi belum bisa dilakukan karena harus membersihkan infeksi di bagian kakinya.
"Anak saya mengalami luka di kaki kanan karena tertimpa beton rumah," katanya.
Demikian pula halnya dengan M Yusuf (35), warga Gampong Teungah, Pante Raja, masih tergeletak di atas tempat tidur lorong ruang ooperasi.
"Saya luka di bahu kiri dan kaki, ini sedang menunggu operasi," katanya.
Dari data petugas bagian operasi RSUD Chik Ditiro, Putra, menyebutkan pihaknya pada Jumat (9/12) sudah mengoperasi 18 korban gempa dan sisanya 2 korban lagi yang belum dilakukan.
"Operasi sudah dilakukan sejak hari pertama bencana, mereka sudah dirawat di ruang perawatan," katanya.
Pewarta: Riza Fahriza
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016
Tags: