Pemerintah tambah air bersih korban gempa Aceh
9 Desember 2016 17:10 WIB
Presiden Kunjungi Pidie Jaya. Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek (kedua kiri) bernyanyi bersama anak-anak korban gempa di halaman Masjid Atta Darut, Pidie Jaya, Aceh, Jumat (9/12/2016). Presiden Joko Widodo mengunjungi lokasi terdampak gempa di Pidie Jaya, Aceh, untuk meninjau kerusakan, posko penampungan pengungsi serta kesiapan pasca gempa. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A) ()
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus menambah layanan air bersih dan sanitasi di lokasi-lokasi pengungsian korban bencana gempa bumi di Kabupaten Pidie, Pidie Jaya dan Bireuen, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam.
Salah satu sumber air bersih yang sudah difungsikan, tulis siaran pers Kementerian PUPR di Jakarta, Jumat, disebutkan sejak Kamis malam (8/12) adalah Instalasi Pengolahan Air (IPA) Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh dengan kapasitas 15 liter per detik.
Dijelaskan, IPA itu kembali berfungsi dengan baik, menambah kapasitas dari IPA Bandar Dua dengan kapasitas 20 liter per detik, setelah memperoleh bantuan dari PLN berupa genset.
Sementara untuk distribusi air bersih dari fasilitas IPA tersebut telah disediakan mobil tangki kapasitas 4000 liter dan 6000 liter sebanyak tujuh unit yang tersebar di posko induk, masjid dan pondok pesantren yang semuanya sudah difungsikan.
Bahkan, di sejumlah lokasi bencana juga telah disediakan Hidran Umum (HU) sebanyak 20 unit berkapasitas 2000 liter dengan tiga kali pengisian per hari oleh mobil tangki.
Sebelumnya Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono saat mengunjungi lokasi bencana mengatakan, di beberapa lokasi, sumur dangkal di kawasan permukiman ada yang menghilang sehingga warga mengalami kesulitan air.
Untuk itu Kementerian PUPR memanfaatkan Instalasi Pengolahan Air (IPA) terdekat untuk menjadi sumber air bersih
Ia menyatakan dalam kondisi darurat, yang paling penting adalah ketersediaan prasarana dan sarana air bersih dan sanitasi untuk keperluan sehari-hari bagi para korban dan pengungsi.
"Kami sangat concern dengan air bersih terutama di tempat-tempat pengungsian. Kita akan manfaatkan instalasi pengolahan air minum (IPA) terdekat untuk mensuplai air bersih, khususnya ke posko pengungsian," jelas Menteri Basuki.
Salah satu sumber air bersih yang sudah difungsikan, tulis siaran pers Kementerian PUPR di Jakarta, Jumat, disebutkan sejak Kamis malam (8/12) adalah Instalasi Pengolahan Air (IPA) Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh dengan kapasitas 15 liter per detik.
Dijelaskan, IPA itu kembali berfungsi dengan baik, menambah kapasitas dari IPA Bandar Dua dengan kapasitas 20 liter per detik, setelah memperoleh bantuan dari PLN berupa genset.
Sementara untuk distribusi air bersih dari fasilitas IPA tersebut telah disediakan mobil tangki kapasitas 4000 liter dan 6000 liter sebanyak tujuh unit yang tersebar di posko induk, masjid dan pondok pesantren yang semuanya sudah difungsikan.
Bahkan, di sejumlah lokasi bencana juga telah disediakan Hidran Umum (HU) sebanyak 20 unit berkapasitas 2000 liter dengan tiga kali pengisian per hari oleh mobil tangki.
Sebelumnya Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono saat mengunjungi lokasi bencana mengatakan, di beberapa lokasi, sumur dangkal di kawasan permukiman ada yang menghilang sehingga warga mengalami kesulitan air.
Untuk itu Kementerian PUPR memanfaatkan Instalasi Pengolahan Air (IPA) terdekat untuk menjadi sumber air bersih
Ia menyatakan dalam kondisi darurat, yang paling penting adalah ketersediaan prasarana dan sarana air bersih dan sanitasi untuk keperluan sehari-hari bagi para korban dan pengungsi.
"Kami sangat concern dengan air bersih terutama di tempat-tempat pengungsian. Kita akan manfaatkan instalasi pengolahan air minum (IPA) terdekat untuk mensuplai air bersih, khususnya ke posko pengungsian," jelas Menteri Basuki.
Pewarta: Edy Sujatmiko
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016
Tags: