Bandung (ANTARA News) - Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat mencatat sekitar 50.700 hektare dari 167.000 hektare lahan komoditas kelapa di Provinsi Jawa Barat dinyatakan rusak karen berbagai faktor usia tanaman tersebut yang sudah tua.

"Bahwa di lapangan terjadi, kerusakan tanaman untuk jenis kelapa hampir sekitar 30 persen dari 167 ribu hektare lahan kelapa di Jawa Barat," kata Kepala Dinas Perkebunan Jawa Barat Arief Santosa, disela-sela Peringatan Coconut Day, di Halaman Gedung Sate Bandung, Jumat.

Ia mengatakan selain karena faktor usia kelapa yang tua, rusaknya lahan kelapa di Provinsi Jawa Barat yang tersebar di sepanjang Jalur Selatan Jawa Barat (dari Pangandaran hingga Sukabumi) juga dikarenakan masalah hama dan alih fungsi lahan.

"Jadi jika ada tanaman kelapa yang rusak karena faktor usia atau hama itu maka produktivitas si pohon kelapa itu akan sangat menurun drastis," kata Arief.

Menurut dia, ada sejumlah strategi yang disiapkan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat untuk mengoptimalkan produktivitas kelapa seperti melakukan "peremajaan" terhadap pohon kelapa yang berusia tua (di atas 30 tahun) dan rencana aksi multi pihak dengan sejumlah dinas terkait.

"Untuk program ini kami bekerja sama dengan pemerintah pusat, supaya ada gerakan nasional revitalisasi kelapa. Programnya sudah diajukan ke pemerintah pusat ke Kementerian Pertanian. Mudah mudahan segera direalisasikan," katanya.

Ia menambahkan dari total luas lahan kelapa yang ada di Provinsi Jawa Barat yakni 167 ribu hektare ternyata sebagian besarnya adalah milik masyarakat dan sebagian lainnya dimiliki oleh Perkebunan Besar Swasta (PBS).

"Kalau yang dimiliki oleh masyarakat atau individu itu hampir mencapai sekitar 52 persen dari jumlah total lahan kelapa di Jawa Barat," katanya.

Lebih lanjut ia mengatakan saat ini Provinsi Jawa Barat menempati urutan ke-7 sebagai daerah yang penghasil kelapa di Indonesia.

"Dan semoga dengan adanya acara Coconut Day yang digelar hari ini bisa meningkatkan produktivits kelapa di Jawa Barat dan posisi kita sebagai daerah penghasil kelapa di Indonesia bisa meningkat," ujarnya.