Petugas PU Pidie Jaya tambal jalan retak pascagempa
8 Desember 2016 17:03 WIB
Warga menggunakan kendaraan melaju di jalanan yang rusak akibat gempa 6.5 SR, di Meuredu, Pidie Jaya, Aceh, Rabu (7/12/2016). Kabupaten Pidie Jaya dan sekitarnya diguncang gempa 6.5 SR yang berpusat pada 5.19 LU-96.36 BT, 18 kilometer timur laut Kabupaten Pidie Jaya atau 121 km tenggara Kota Banda Aceh pada kedalaman 10 km. (ANTARA/Irwansyah Putra)
Pidie Jaya (ANTARA News) - Petugas Pekerjaan Umum Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, Kamis, menambal jalan yang retak akibat gempa tektonik berkekuatan 6,5 skala Richter (SR).
Retakan memanjang terjadi di sejumlah titik jalan, menyebabkan kendaraan hanya dapat menggunakan satu jalur untuk melintas. Retakan juga terlihat di sejumlah jembatan akibat besarnya kekuatan gempa.
Petugas memasukkan pasir ke dalam celah-celah retakan jalan retak itu untuk menambalnya.
Sementara itu, sejumlah bangunan, di antaranya masjid dan rumah milik warga yang berada di kiri kanan jalan kabupaten mengarah ke kantor Bupati Pidie Jaya, ambruk. Satu rumah berlantai dua, bangunannya miring dan sebagian atapnya ambrol.
Aparat gabungan dari TNI dan Polri pun terus berupaya mencari korban reruntuhan bangunan dengan dibantu eskavator.
Sedangkan warga banyak yang masih bertahan di tenda-tenda pengungsian darurat karena khawatir akan terjadinya gempa susulan.
"Akibat gempa Rabu pagi rumah kami retak parah dan gempa susulan terus terjadi, kami takut kembali ke rumah," kata salah satu korban gempa Basri di lokasi pengungsian di Gampong (desa) Masjid Tuga.
"Gempa subuh itu saja banyak rumah yang roboh, apalagi rumah yang sudah retak," ujarnya.
Retakan memanjang terjadi di sejumlah titik jalan, menyebabkan kendaraan hanya dapat menggunakan satu jalur untuk melintas. Retakan juga terlihat di sejumlah jembatan akibat besarnya kekuatan gempa.
Petugas memasukkan pasir ke dalam celah-celah retakan jalan retak itu untuk menambalnya.
Sementara itu, sejumlah bangunan, di antaranya masjid dan rumah milik warga yang berada di kiri kanan jalan kabupaten mengarah ke kantor Bupati Pidie Jaya, ambruk. Satu rumah berlantai dua, bangunannya miring dan sebagian atapnya ambrol.
Aparat gabungan dari TNI dan Polri pun terus berupaya mencari korban reruntuhan bangunan dengan dibantu eskavator.
Sedangkan warga banyak yang masih bertahan di tenda-tenda pengungsian darurat karena khawatir akan terjadinya gempa susulan.
"Akibat gempa Rabu pagi rumah kami retak parah dan gempa susulan terus terjadi, kami takut kembali ke rumah," kata salah satu korban gempa Basri di lokasi pengungsian di Gampong (desa) Masjid Tuga.
"Gempa subuh itu saja banyak rumah yang roboh, apalagi rumah yang sudah retak," ujarnya.
Pewarta: Riza Fahriza
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016
Tags: