Panitia "Kita Indonesia" mengaku larang peserta bawa atribut
5 Desember 2016 14:15 WIB
Aksi Kita Indonesia Di Bundaran HI Sejumlah tokoh nasional yang tergabung dalam Aliansi Kebhinekaan melepaskan burung merpati saat mengikuti parade "Kita Indonesia" di Bundaran HI, Jakarta, Minggu (4/12/2016). Parade yang yang dimeriahkan atraksi budaya itu bertujuan mengawal dan mendukung pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, serta mengingatkan masyarakat Indonesia hidup dalam keberagaman, juga dalam kehidupan beragama. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma) ()
Jakarta (ANTARA News) - Bidang Hukum Aliansi Bangsa Indonesia Taufik Basari mengaku sempat mengimbau peserta tidak membawa atribut partai politik saat parade kebhinekaan "Kita Indonesia" pada hari bebas berkendaraan di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, pada Minggu (4/12) pagi.
"Tapi (massa) ada yang membawa secara spontan dan luput (dari pantauan panitia)," kata Taufik di Polda Metro Jaya, Senin.
Taufik mengaku keterbatasan panitia yang mengawasi peserta aksi untuk tidak menggunakan kaos partai politik, namun pimpinan rombongan massa kesulitan mengganti atribut tersebut karena tidak membawa pakaian ganti.
"Ini kami akui kekurangan karena agak sulit diantisipasi," ujar Taufik.
Taufik menyampaikan ucapan terima kasih terhadap teguran yang disampaikan Polda Metro Jaya dan Dinas Perhubungan DKI Jakarta sebagai bentuk untuk memperbaiki diri.
Ia mengatakan pihak panitia telah memperbaiki tanaman yang rusak, memungut sampah yang berserakan, dan mencopot atribut yang terpasang di jalur hari bebas berkendaraan.
Politisi Partai Nasional Demokrat (NasDem) itu menyatakan satu hal positif acara parade nusantara tersebut yakni semangat menjaga kebersamaan dan keberagaman Bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila, serta tidak ada kalimat kebencian maupun hujatan sebagai budaya Indonesia.
Selain atribut Partai NasDem, Taufik mengakui beberapa bendara partai politik lain seperti Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Golkar bertebaran pada acara Kita Indonesia.
Taufik mengungkapkan panitia telah menerima surat teguran dari Polda Metro Jaya dan Dishub DKI Jakarta terkait adanya dugaan pelanggaran acara parade budaya nusantara tersebut di lokasi hari bebas berkendaraan.
"Tapi (massa) ada yang membawa secara spontan dan luput (dari pantauan panitia)," kata Taufik di Polda Metro Jaya, Senin.
Taufik mengaku keterbatasan panitia yang mengawasi peserta aksi untuk tidak menggunakan kaos partai politik, namun pimpinan rombongan massa kesulitan mengganti atribut tersebut karena tidak membawa pakaian ganti.
"Ini kami akui kekurangan karena agak sulit diantisipasi," ujar Taufik.
Taufik menyampaikan ucapan terima kasih terhadap teguran yang disampaikan Polda Metro Jaya dan Dinas Perhubungan DKI Jakarta sebagai bentuk untuk memperbaiki diri.
Ia mengatakan pihak panitia telah memperbaiki tanaman yang rusak, memungut sampah yang berserakan, dan mencopot atribut yang terpasang di jalur hari bebas berkendaraan.
Politisi Partai Nasional Demokrat (NasDem) itu menyatakan satu hal positif acara parade nusantara tersebut yakni semangat menjaga kebersamaan dan keberagaman Bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila, serta tidak ada kalimat kebencian maupun hujatan sebagai budaya Indonesia.
Selain atribut Partai NasDem, Taufik mengakui beberapa bendara partai politik lain seperti Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Golkar bertebaran pada acara Kita Indonesia.
Taufik mengungkapkan panitia telah menerima surat teguran dari Polda Metro Jaya dan Dishub DKI Jakarta terkait adanya dugaan pelanggaran acara parade budaya nusantara tersebut di lokasi hari bebas berkendaraan.
Pewarta: Taufik Ridwan
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2016
Tags: