Beijing (ANTARA News) - Setidaknya 38 orang tewas dalam dua kecelakaan tambang batubara di China dalam lima hari terakhir --kecelakaan terbaru di negara dengan catatan keselamatan industri yang buruk itu--, menurut media pemerintah.

Dalam insiden pertama, pihak berwenang mengkonfirmasi pada Jumat malam bahwa 21 orang tewas setelah ledakan tambang batu bara di provinsi timur laut, Heilongjiang, kata kantor berita resmi Xinhua.

Kecelakaan itu terjadi di tambang batu bara swasta di Kota Qitaihe Selasa, yang mengakibatkan 22 pekerja terjebak di bawah tanah, katanya.

Upaya penyelamatan terus dilakukan untuk mencari satu orang yang terperangkap.

Pada Sabtu, 17 orang tewas dalam ledakan tambang batu bara di wilayah China utara, Xinhua menambahkan. Banyak pekerja yang terjebak, katanya, tanpa memberikan rincian.

Batubara menguasai hampir dua-pertiga dari konsumsi energi China, tetapi tambang batubara di negara itu merupakan tambang yang paling mematikan di dunia, karena lemahnya penegakan standar keselamatan.

China telah memerintahkan semua tambang batubara di negara itu untuk melakukan perbaikan keselamatan dalam satu bulan terakhir, kata wakil direktur pengawas keselamatan kerja negara itu, Jumat.

Serangkaian kecelakaan telah mengkhawatir regulator selama bulan lalu saat produksi batubara China melesat untuk memenuhi permintaan musim dingin. Tiga puluh tiga orang tewas dalam ledakan gas di sebuah tambang batubara di barat daya kota Chongqing pada 31 Oktober.

(G003)