Ribuan muslimin Pamekasan gelar istighatsah
2 Desember 2016 18:39 WIB
Ribuan warga dari berbagai Ormas Islam mengikuti acara Istigosah Kubro dan Tabligh Akbar di Alun-alun Serang, Banten, Senin (22/11/2016). Acara tersebut digelar untuk menyambut datangnya bulan Mulud sekaligus memperingati jasa-jasa Nabi Muhammad dalam menyebarkan ajaran Islam untuk seluruh umat manusia. (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)
Pamekasan (ANTARA News) - Ribuan umat Muslim menggelar istighatsah (doa mohon keselamatan secara massal) di Masjid Agung As-Syuhada, Pamekasan, Jawa Timur, Jumat.
Mereka itu dari para ulama dan santri, serta perwakilan ormas Islam se-Pamekasan. Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Pemkab Pamekasan juga hadir dalam kegiatan itu.
Wakil Bupati Pamekasan Kholil Asyari dalam sambutannya menjelaskan, kegiatan itu untuk mendoakan keselamatan bangsa, akibat situasi kian memanas karena tekanan politik.
"Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini, kami mengajak kepada semua pihak untuk ikut menciptakan suasana tenang dan kondusif," katanya.
Menurut Wabup, Indonesia adalah negara besar yang terdiri dari berbagai suku, bangsa dan agama.
"Keragaman seni, budaya dan agama inilah yang menjadi kekayaan tersendiri. Sebagai anak bangsa, kita harus bisa merawat keragaman ini," ucap Wabup.
Hal senada juga disampaikan Komandan Kodim 0826 Pamekasan Letkol Inf Nuryanto.
Dandim mengatakan, Indonesia pernah menjadi negara jajahan Belanda selama 3,5 abad.
Bangsa ini, kata dia, berhasil memperjuangkan kemerdekaannya, berkat perjuangan berdarah yang dilakukan semua lapisan masyarakat.
"Maka dari itu, mari kita isi kemerdekaan bangsa kita ini dengan hal-hal yang baik, dan menjaga keuruhan bangsa ini dari perpecahan merupakan tugas kita semua," katanya.
Kepada hadirin yang mengikuti istighatsah itu, Dandim mengajak agar mereka tetap menjaga persatuan dan kesatuan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Selain dari unsur Forpimda Pemkab Pamekasan, perwakilan Polda Jatim juga hadir dalam kegiatan itu.
Selain mereka, sebanyak 30 bus dari perwakilan berbagai kecamatan di Kabupaten Pamekasan mengikuti doa bersama di Monas, Jakarta.
Mereka itu dari para ulama dan santri, serta perwakilan ormas Islam se-Pamekasan. Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Pemkab Pamekasan juga hadir dalam kegiatan itu.
Wakil Bupati Pamekasan Kholil Asyari dalam sambutannya menjelaskan, kegiatan itu untuk mendoakan keselamatan bangsa, akibat situasi kian memanas karena tekanan politik.
"Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini, kami mengajak kepada semua pihak untuk ikut menciptakan suasana tenang dan kondusif," katanya.
Menurut Wabup, Indonesia adalah negara besar yang terdiri dari berbagai suku, bangsa dan agama.
"Keragaman seni, budaya dan agama inilah yang menjadi kekayaan tersendiri. Sebagai anak bangsa, kita harus bisa merawat keragaman ini," ucap Wabup.
Hal senada juga disampaikan Komandan Kodim 0826 Pamekasan Letkol Inf Nuryanto.
Dandim mengatakan, Indonesia pernah menjadi negara jajahan Belanda selama 3,5 abad.
Bangsa ini, kata dia, berhasil memperjuangkan kemerdekaannya, berkat perjuangan berdarah yang dilakukan semua lapisan masyarakat.
"Maka dari itu, mari kita isi kemerdekaan bangsa kita ini dengan hal-hal yang baik, dan menjaga keuruhan bangsa ini dari perpecahan merupakan tugas kita semua," katanya.
Kepada hadirin yang mengikuti istighatsah itu, Dandim mengajak agar mereka tetap menjaga persatuan dan kesatuan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Selain dari unsur Forpimda Pemkab Pamekasan, perwakilan Polda Jatim juga hadir dalam kegiatan itu.
Selain mereka, sebanyak 30 bus dari perwakilan berbagai kecamatan di Kabupaten Pamekasan mengikuti doa bersama di Monas, Jakarta.
Pewarta: Abd Aziz
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016
Tags: