Militer Suriah terus maju di Aleppo di tengah gelombang pengungsian
1 Desember 2016 20:36 WIB
Orang-orang memeriksa kerusakan di lokasi setelah terkena meriam yang ditembakkan oleh pemberontak di wilayah milik pemerintah Suriah, Aleppo, Suriah, dalam foto yang disediakan oleh SANA, Senin (11/7/2016). (SANA/Handout via REUTERS)
Damaskus (ANTARA News) - Pasukan pemerintah terus bergerak maju, Kamis, di daerah yang dikuasai gerilyawan di Kota Aleppo, Suriah Utara, saat ribuan warga sipil menyelamatkan diri dari zona pertempuran di kota tersebut, kata satu sumber militer kepada Xinhua.
Militer Suriah secara penuh merebut kembali Sakan Shababi, atau unit perumahan pemuda, di Aleppo Timur --yang dikuasai gerilyawan, kata sumber tersebut, yang tak ingin disebutkan namanya.
Peristiwa itu terjadi sehari setelah militer merebut Permukiman Sheikh Saed, yang berada di gerbang daerah yang dikuasai gerilyawan di bagian selatan Aleppo Timur.
Sejak diluncurkannya serangan berskala luas pada awal pekan ini, militer Suriah telah merebut kekuasaan atas 15 permukiman, atau hampir separuh daerah yang dikuasai gerilyawan di Aleppo Timur, kata harian Al-Watan pada Kamis.
Surat kabar itu melaporkan Sheikh Saed merupakan garis pertahanan pertama bagi gerilyawan di bagian selatan Aleppo Timur.
Ditambahkannya, direbutnya permukiman tersebut membuka jalan buat militer Suriah untuk bergerak maju ke daerah penting lain, seperti Permukiman Sukari --salah satu daerah paling luas yang dikuasai gerilyawan di Aleppo Timur.
Harian mengatakan 2.000 warga sipil meninggalkan Aleppo Timur pada Rabu (30/11), sehingga jumlah seluruh warga sipil yang telah meninggalkan Aleppo Timur selama satu pekan jadi 18.000, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis malam.
Al-Watan menyatakan Front An-Nusra, yang memiliki hubungan dengan Al-Qaida dan mengubah namanya jadi Front Fateh Ash-Sham, menghalangi warga sipil meninggalkan Permukiman Al-Madi di Aleppo Timur, dan menewaskan 30 warga sipil pada Rabu.
Militer Suriah menyatakan akan melanjutkan operasi sampai semua daerah yang dikuasai gerilyawan di Aleppo Timur direbut kembali.
Sementara itu, satu badan oposisi terkemuka Suriah menuntut PBB agar bertindak secepatnya untuk melindungi warga Aleppo.
Koalisi Nasional mendesak Dewan Keamanan PBB agar "segera melakukan tindakan tegas guna melindungi warga sipil di Aleppo, dan menghentikan serangan kejam terhadap mereka", pernyataan yang dipandang sebagai rujukan nyata mengenai serangan militer Suriah terhadap gerilywan yang didukung negara asing.
Pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad dan sekutunya dipandang telah mengubah daerah Aleppo yang dibebaskan menjadi tempat kematian, kata kelompok tersebut di dalam surat kepada PBB.
Militer Suriah secara penuh merebut kembali Sakan Shababi, atau unit perumahan pemuda, di Aleppo Timur --yang dikuasai gerilyawan, kata sumber tersebut, yang tak ingin disebutkan namanya.
Peristiwa itu terjadi sehari setelah militer merebut Permukiman Sheikh Saed, yang berada di gerbang daerah yang dikuasai gerilyawan di bagian selatan Aleppo Timur.
Sejak diluncurkannya serangan berskala luas pada awal pekan ini, militer Suriah telah merebut kekuasaan atas 15 permukiman, atau hampir separuh daerah yang dikuasai gerilyawan di Aleppo Timur, kata harian Al-Watan pada Kamis.
Surat kabar itu melaporkan Sheikh Saed merupakan garis pertahanan pertama bagi gerilyawan di bagian selatan Aleppo Timur.
Ditambahkannya, direbutnya permukiman tersebut membuka jalan buat militer Suriah untuk bergerak maju ke daerah penting lain, seperti Permukiman Sukari --salah satu daerah paling luas yang dikuasai gerilyawan di Aleppo Timur.
Harian mengatakan 2.000 warga sipil meninggalkan Aleppo Timur pada Rabu (30/11), sehingga jumlah seluruh warga sipil yang telah meninggalkan Aleppo Timur selama satu pekan jadi 18.000, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis malam.
Al-Watan menyatakan Front An-Nusra, yang memiliki hubungan dengan Al-Qaida dan mengubah namanya jadi Front Fateh Ash-Sham, menghalangi warga sipil meninggalkan Permukiman Al-Madi di Aleppo Timur, dan menewaskan 30 warga sipil pada Rabu.
Militer Suriah menyatakan akan melanjutkan operasi sampai semua daerah yang dikuasai gerilyawan di Aleppo Timur direbut kembali.
Sementara itu, satu badan oposisi terkemuka Suriah menuntut PBB agar bertindak secepatnya untuk melindungi warga Aleppo.
Koalisi Nasional mendesak Dewan Keamanan PBB agar "segera melakukan tindakan tegas guna melindungi warga sipil di Aleppo, dan menghentikan serangan kejam terhadap mereka", pernyataan yang dipandang sebagai rujukan nyata mengenai serangan militer Suriah terhadap gerilywan yang didukung negara asing.
Pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad dan sekutunya dipandang telah mengubah daerah Aleppo yang dibebaskan menjadi tempat kematian, kata kelompok tersebut di dalam surat kepada PBB.
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016
Tags: