Jakarta (ANTARA News) - Penyebaran berita hoax maupun yang bersifat provokatif menurut pegiat media sosial Septiaji Eko Nugroho makin marak seiring dengan situasi politik seperti pemilihan umum.

Kemudahan mengakses informasi membuat masyarakat terpapar berita yang belum jelas kebenarannya sehingga masyarakat sangat perlu mendapatkan pengetahuan menggunakan internet secara sehat.

Penyebaran hoax dianggap mengkhawatirkan karena tidak mengenal tingkat pendidikan, orang dengan gelar dalam bidang akademis pun terkadang turut menyebarkan informasi yang tidak benar.

Berita hoax dapat berujung pada konflik di media sosial hingga kerusuhan fisik, seperti pembakaran tempat ibadah di suatu kota beberapa waktu lalu.

Agar tidak mudah terpancing dengan berita hoax, ia menyarankan melakukan hal-hal berikut ini bila mendapat informasi yang diduga hoax.

1. Cek judul dan isi beritaBerita hoax umumnya bersifat provokatif dan seringkali tidak sesuai dengan isinya. Sebaiknya membaca keseluruhan informasi, baik judul maupun berita kemudian mengeceknya melalui mesin pencari.

Bandingkan berita yang didapat dengan tulisan di media lain untuk mendapatkan sudut pandang lain. Ada kalanya berita hoax memiliki isi berita yang sama dengan apa yang beredar di situs berita lain namun judulnya diubah sehingga jauh berbeda.

2. Lihat alamat website. Bila mendapatkan informasi hoax berupa pemberitaan media, perhatikan nama media yang membuat berita sekaligus alamat situs web. Bila bukan termasuk media jurnalistik yang terdaftar di Dewan Pers, berhati-hati untuk mempercayainya.

3. Cek fakta. Perhatikan nara sumber yang dicantumkan dalam berita tersebut, apakah berasal dari sumber resmi atau yang memiliki kredibilitas.

Pembaca juga sebaiknya dapat membedakan antara fakta dan opini. Fakta merupakan peristiwa yang terjadi dan ada bukti sedangkan opini adalah pendapat dan kesan dari penulis.

4. Cek foto. Tidak hanya berita, foto pun dapat dibuat hoax dengan memberi penjelasan, caption, yang berbeda. Foto terkadang sengaja diedit untuk memprovokasi pembaca.

Unduh foto di artikel lalu buka mesin pencari gambar, seperti Google Images. Seret (drag) foto ke kolom pencarian dan periksa hasilnya untuk mengetahui sumber dan caption asli foto tersebut.

5. Ikut komunitas anti-hoax. Terdapat komunitas media sosial membuat grup atau fanpage anti-hoax untuk membahas berita bohong yang beredar. Pengguna dapat berbagi dan bertanya apakah informasi yang ia terima adalah hoax atau bukan.