Mataram (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat menanam sebanyak 45.840 bibit pohon di kaki Gunung Rinjani dalam rangkaian peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI).

"Penanaman pohon yang kita laksanakan ini merupakan salah satu upaya revitalisasi dan penyelamatan hutan yang ada di NTB dan Indonesia umumnya," kata Wakil Gubernur NTB H Muhammad Amin di sela-sela acara penanaman pohon di Desa Sembalun Bumbung, Kabupaten Lombok Timur, Kamis.

Wagub menuturkan, di NTB penyelamatan hutan penting dilakukan, mengingat lebih dari 500.000 hektare lahan hutan masih belum dimanfaatkan secara optimal.

"Tugas ini penting bagi seluruh pihak untuk melakukan berbagai upaya, agar hutan tidak gundul atau rusak dan bagaimana agar lahan kritis itu dapat termanfaatkan dengan baik," katanya.

Menurut Muhammad Amin, ada enam komponen yang perlu menjadi perhatian, seperti yang ditegaskan oleh Presiden, antara lain penataan ruang, pembangunan fisik, pertahanan dan kependudukan, rehabilitasi hutan dan lahan serta konservasi sumber daya air.

Termasuk, katanya, pengendalian daya rusak air, pengelolaan kualitas dan pengendalian pencemaran air, penghematan penggunaan dan pengelolaan permintaan air, serta pendayagunaan sumber daya air secara adil, efisien dan berkelanjutan.

"Kita pahami bersama bahwa pengelolaan sumber daya hutan dan air yang baik akan berdampak positif terhadap perekonomian dan kehidupan sosial kemasyarakatan, sebaliknya pengelolaan sumber daya hutan dan air yang buruk akan berdampak negatif terhadap perekonomian dan kehidupan sosial kemasyarakatan," jelasnya.

Untuk itu, kata Wagub, diperlukan pengelolaan sumber daya hutan dan air secara optimal dan berkelanjutan. Salah satunya, melalui penanaman pohon.

"Mari kita wujudkan cita-cita luhur ini, bahkan masyarakat dunia, bahwa hutan, tanah dan air adalah kebutuhan seluruh makhluk hidup demi menyelamatkan seluruh wilayah hutan, tanah dan air di NTB dan Indonesia," ucapnya.

Luas lahan kritis di NTB mencapai 578.645,97 hektare atau sekitar 28,7 persen dari daratan yang terdiri atas kondisi sangat kritis seluas 23.218,61 ha, kritis 154.358,31 ha dan agak kritis seluas 401.069,05 ha.

Adapun yang menjadi prioritas penanganan adalah kelompok kritis dan agak kritis karena pada kelompok sangat kritis didominasi oleh wilayah yang secara alami merupakan wilayah kritis dan terletak di cagar alam dan zona inti Taman Nasional Gunung Rinjani yang secara aturan tidak diperkenankan diberikan perlakuan untuk menjaga nilai khas kawasannya, dan secara fisik kondisinya curam.

Karena itu, kata wagub, upaya menanam pohon menjadi penting untuk dilakukan secara bersama. Selain untuk penanganan lahan kritis, kegiatan ini menjadi upaya untuk menjadikan menanam pohon sebagai bagian dari budaya masyarakat.

Selain Wagub NTB, penanaman 45.840 bibit pohon di lahan seluas 100 ha tersebut, juga dihadiri Bupati Lombok Utara H Najmul Akhyar, Wakil Bupati Lombok Timur H Haerul Warisin, pimpinan DPRD Provinsi NTB, tokoh masyarakat/Ormas/LSM, utamanya yang bergerak di bidang lingkungan hidup dan kehutanan, pelajar/pramuka serta masyarakat setempat.