Bupati Sleman tak larang warga hadiri doa bersama
1 Desember 2016 15:08 WIB
Doa Bersama Nusantara Bersatu. Para tokoh agama menggelar doa bersama Nusantara Bersatu di lapangan Margarana, Denpasar, Rabu (30/11/2016). Doa bersama lintas agama tersebut untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa serta memahami kembali nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. (ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana)
Sleman (ANTARA News) - Bupati Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Purnomo tidak melarang warga setempat yang akan hadir dalam doa bersama di kawasan Monas, Jakarta pada 2 Desember.
"Kami tidak melarang warga yang akan berangkat. Acara itu merupakan kegiatan yang positif. Saya doakan mudah-mudahan lancar. Karena itu kan kegiatan doa bersama," kata Sri Purnomo, Kamis.
Menurut dia, Pemerintah Kabupaten Sleman sebelumnya hendak menfasilitasi masyarakat untuk doa bersama di Masjid Agung Sleman, sebagaimana yang telah dilangsungkan kemarin di GOR Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Rabu (30/11).
"Namun bagi mereka yang tetap memilih berangkat ke ibu kota tentu juga diperbolehkan," katanya.
Ia mengatakan, selain untuk berdoa, masyarakat juga bisa sekalian berekreasi di beberapa tempat di Jakarta.
"Hal ini tentu saja dapat memberikan kebahagiaan bagi para peserta aksi doa bersama," katanya.
Sri Purnomo mengatakan, Pemerintah DIY juga tidak pernah melarang warganya untuk hadir pada kegiatan "doa bersama" 2 Desember tersebut.
"Bahkan TNI, Polri, dan Gubernur DIY sendiri sempat menawarkan fasilitas untuk keberangkatan. Yang jelas besok itu kan bagian dari perbuatan baik. Saya harap peserta bisa berdoa dengan khusuk. Semoga doanya dikabulkan oleh Allah SWT," katanya.
Ia mengatakan, pihaknya merasa yakin para peserta aksi pasti akan memanjatkan doa untuk kebaikan NKRI.
"Pasti mereka akan berdoa untuk kebaikan NKRI," katanya.
Peserta "doa bersama" 2 Desember dari DIY sendiri telah berangkat bersama-sama hari ini. Sebelum bertolak pada pukul 08.00 1-!, mereka berkumpul di Komplek Masjid Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY, Gedongkuning, Kota Yogyakarta.
Setidaknya lebih dari 400 orang telah terdaftar ikut dalam aksi tersebut. Adapun peserta aksi berasal dari berbagai daerah di DIY. Di antaranya meliputi Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulon Progo, Kabupatrn Sleman, dan Kabupaten Gunung Kidul.
"Kami tidak melarang warga yang akan berangkat. Acara itu merupakan kegiatan yang positif. Saya doakan mudah-mudahan lancar. Karena itu kan kegiatan doa bersama," kata Sri Purnomo, Kamis.
Menurut dia, Pemerintah Kabupaten Sleman sebelumnya hendak menfasilitasi masyarakat untuk doa bersama di Masjid Agung Sleman, sebagaimana yang telah dilangsungkan kemarin di GOR Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Rabu (30/11).
"Namun bagi mereka yang tetap memilih berangkat ke ibu kota tentu juga diperbolehkan," katanya.
Ia mengatakan, selain untuk berdoa, masyarakat juga bisa sekalian berekreasi di beberapa tempat di Jakarta.
"Hal ini tentu saja dapat memberikan kebahagiaan bagi para peserta aksi doa bersama," katanya.
Sri Purnomo mengatakan, Pemerintah DIY juga tidak pernah melarang warganya untuk hadir pada kegiatan "doa bersama" 2 Desember tersebut.
"Bahkan TNI, Polri, dan Gubernur DIY sendiri sempat menawarkan fasilitas untuk keberangkatan. Yang jelas besok itu kan bagian dari perbuatan baik. Saya harap peserta bisa berdoa dengan khusuk. Semoga doanya dikabulkan oleh Allah SWT," katanya.
Ia mengatakan, pihaknya merasa yakin para peserta aksi pasti akan memanjatkan doa untuk kebaikan NKRI.
"Pasti mereka akan berdoa untuk kebaikan NKRI," katanya.
Peserta "doa bersama" 2 Desember dari DIY sendiri telah berangkat bersama-sama hari ini. Sebelum bertolak pada pukul 08.00 1-!, mereka berkumpul di Komplek Masjid Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY, Gedongkuning, Kota Yogyakarta.
Setidaknya lebih dari 400 orang telah terdaftar ikut dalam aksi tersebut. Adapun peserta aksi berasal dari berbagai daerah di DIY. Di antaranya meliputi Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulon Progo, Kabupatrn Sleman, dan Kabupaten Gunung Kidul.
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016
Tags: