Chicago (ANTARA News) - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir lebih rendah pada Jumat (Sabtu pagi WIB), setelah pasar ekuitas AS menyentuh rekor tertinggi baru.

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember turun 10,9 dolar AS, atau 0,92 persen menjadi 1.178,40 dolar AS per ounce.

Emas diletakkan di bawah tekanan lebih luas karena Dow Jones Industrial Average (DJIA) AS mencapai rekor tertinggi 19.152,14 poin, meningkat 68 poin atau 0,36 persen dari hari sebelumnya.

Analis mencatat bahwa ketika ekuitas AS membukukan kerugian maka logam mulia biasanya naik, karena investor mencari tempat yang aman. Sementara itu, sebaliknya ketika ekuitas AS membukukan keuntungan maka logam mulia biasanya turun.

Dalam hal ini, DJIA mencapai rekor tertinggi, mendorong investor beralih ke ekuitas karena emas merupakan aset yang tidak memberikan suku bunga.

Namun, logam mulia dicegah dari penurunan lebih lanjut karena indeks dolar AS turun 0,2 persen menjadi 101,49 pada pukul 18.45 GMT. Indeks adalah ukuran dari dolar terhadap sekeranjang mata uang utama.

Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar naik maka emas berjangka akan jatuh, karena emas yang diukur dengan dolar menjadi lebih mahal bagi investor.

Emas juga diletakkan di bawah tekanan lebih lanjut karena laporan yang dirilis pada Jumat oleh Markit Economics yang berbasis di Inggris menunjukkan PMI Sektor Jasa AS berada di 54,7 pada November, angka yang dicatat analis menunjukkan pertumbuhan bisnis baru pada tingkat tercepat sejak tepat satu tahun sebelumnya. Para analis yang sama mencatat bahwa "backlog " (jaminan simpanan) telah menurun, tetapi bahwa pesanan baru naik.

Perak untuk pengiriman Desember naik 7,9 sen, atau 0,48 persen ditutup pada 16,47 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 22,8 dolar AS, atau 2,45 persen ditutup pada 908,30 dolar AS per ounce, demikian Xinhua melaporkan.

(A026)