Kebakaran hutan melanda Israel dan Tepi Barat
24 November 2016 19:26 WIB
Dokumentasi: Pemadaman Kebakaran Hutan dan Lahan Dari Udara Helikopter milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) melalui udara (water bombing) di Ogan Ilir (OI), Sumatera Selatan, Kamis (11/8/2016). Jauhnya sumber air dan kencangnya angin membuat petugas kewalahan memadamkan api yang membakar lahan tersebut, sehingga meminta bantuan pemadaman dari udara. (ANTARA/Nova Wahyudi) ()
Modiin, Israel (ANTARA News) - Kebakaran menjalar di hutan sekitar Israel dan Tepi Barat pada Kamis, sehingga memaksa otoritas setempat menutup jalan penghubung Yerusalem dan Tel Aviv.
Sementara itu seorang menteri senior pemerintahan Israel menduga sebagian dari api yang menjalar berasal dari serangan pembakaran disengaja.
Kurangnya curah hujan, ditambah dengan udara yang kering dan angin kencang membuat api terus menyebar pada pekan ini di bagian tengah dan utara Israel, serta sebagian wilayah Tepi Barat. Sejumlah rumah rusak dan hancur, meski hingga kini belum ada laporan mengenai kematian ataupun cedera serius.
"Hampir 50 persen dari api yang menjalar berasal dari serangan pembakaran yang disengaja," kata Menteri Keamanan Dalam Negeri, Gilad Erdan. Sementara itu Menteri Pendidikan, Naftali Bennett, yang juga merupakan pemimpin partai kanan garis keras, menduga para pelaku bukan merupakan warga Yahudi.
Juru bicara kepolisian Micky Rosenfel mengaku belum bisa menyimpulkan apakah kebakaran yang terjadi disebabkan oleh aksi sengaja atau tidak. Namun pihaknya telah menangkap empat orang pada Rabu karena ceroboh menyalakan api dan akan mulai menjalani proses peradilan pada Kamis.
Pemimpin partai Jewish Home, Bennett, mengatakan di Twitter bahwa pelaku pembakaran adalah mereka yang tidak setia kepada negara.
"Hanya mereka, yang yang tidak setia kepada negara, yang mampu melakukan pembakaran," kata Bennett.
Jalan 433 yang menghubungkan Yerusalem dengan Tel Aviv melalui Tepi Barat sempat ditutup pada Kamis pagi waktu setempat akibat api yang mulai menjalar ke kota Modiin. Warga setempat sudah diminta untuk meninggalkan rumahnya.
Israel meminta bantuan dari Kroasia, Siprus, Yunani, Italia, dan Rusia untuk menangani kebakaran tersebut, kata juru bicara kepolisian. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Rabu sudah berbicara kepada pemimpin Kroasia dan Yunani.
Turki juga mengirim sebuah pesawat ke Israel, kata kantor Netanyahu pada Kamis.
Satu squadron pesawat Israel telah beraksi sejak kebakaran mulai terjadi pada Senin untuk menjatuhkan bahan kimia pemadam api.
Juru bicara kepolisian menerangkan bahwa masih ada empat kebakaran besar yang harus segera ditangani.
"Saya menderita asma dan saya khawatir angin akan membuat api semakin sulit dipadamkan. Jika memang terjadi pembakaran secara sengaja, maka kejadian ini masih akan terus terjadi," kata Catherine Gordon, seorang warga kota Modiin.
Kebakaran hutan besar pernah terjadi di Israel pada 2010 di wilayah yang sama dan menewaskan 42 orang, demikian Reuters.
(Uu.G005)
Sementara itu seorang menteri senior pemerintahan Israel menduga sebagian dari api yang menjalar berasal dari serangan pembakaran disengaja.
Kurangnya curah hujan, ditambah dengan udara yang kering dan angin kencang membuat api terus menyebar pada pekan ini di bagian tengah dan utara Israel, serta sebagian wilayah Tepi Barat. Sejumlah rumah rusak dan hancur, meski hingga kini belum ada laporan mengenai kematian ataupun cedera serius.
"Hampir 50 persen dari api yang menjalar berasal dari serangan pembakaran yang disengaja," kata Menteri Keamanan Dalam Negeri, Gilad Erdan. Sementara itu Menteri Pendidikan, Naftali Bennett, yang juga merupakan pemimpin partai kanan garis keras, menduga para pelaku bukan merupakan warga Yahudi.
Juru bicara kepolisian Micky Rosenfel mengaku belum bisa menyimpulkan apakah kebakaran yang terjadi disebabkan oleh aksi sengaja atau tidak. Namun pihaknya telah menangkap empat orang pada Rabu karena ceroboh menyalakan api dan akan mulai menjalani proses peradilan pada Kamis.
Pemimpin partai Jewish Home, Bennett, mengatakan di Twitter bahwa pelaku pembakaran adalah mereka yang tidak setia kepada negara.
"Hanya mereka, yang yang tidak setia kepada negara, yang mampu melakukan pembakaran," kata Bennett.
Jalan 433 yang menghubungkan Yerusalem dengan Tel Aviv melalui Tepi Barat sempat ditutup pada Kamis pagi waktu setempat akibat api yang mulai menjalar ke kota Modiin. Warga setempat sudah diminta untuk meninggalkan rumahnya.
Israel meminta bantuan dari Kroasia, Siprus, Yunani, Italia, dan Rusia untuk menangani kebakaran tersebut, kata juru bicara kepolisian. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Rabu sudah berbicara kepada pemimpin Kroasia dan Yunani.
Turki juga mengirim sebuah pesawat ke Israel, kata kantor Netanyahu pada Kamis.
Satu squadron pesawat Israel telah beraksi sejak kebakaran mulai terjadi pada Senin untuk menjatuhkan bahan kimia pemadam api.
Juru bicara kepolisian menerangkan bahwa masih ada empat kebakaran besar yang harus segera ditangani.
"Saya menderita asma dan saya khawatir angin akan membuat api semakin sulit dipadamkan. Jika memang terjadi pembakaran secara sengaja, maka kejadian ini masih akan terus terjadi," kata Catherine Gordon, seorang warga kota Modiin.
Kebakaran hutan besar pernah terjadi di Israel pada 2010 di wilayah yang sama dan menewaskan 42 orang, demikian Reuters.
(Uu.G005)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016
Tags: