Sumenep (ANTARA News) - Djarum Foundation telah menanam 6.152 pohon trembesi dengan 147 kilometer jarak yang dilampaui melalui program Penghijauan 296 kilometer Lingkar Pulau Madura, Jawa Timur, sejak awal 2016 hingga November ini.

"Inisiatif ini merupakan bentuk kepedulian, tanggap jawab, dan komitmen kami terhadap lingkungan dalam upaya mengurangi efek pemanasan global serta menciptakan lingkungan bersahabat," kata Vice President Djarum Foundation FX Supanji kepada pers di Sumenep, Madura, Jawa Timur, Rabu.

Pihaknya menargetkan total menanam 10.000 pohon trembesi di sepanjang 296 kilometer lingkar Pulau Madura meliputi Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep, Ketapang, dan Bangkalan.

Target di Madura tersebut diharapkan selesai pada 2017 dan yayasan juga akan merawat pohon Trembesi itu hingga 2019.

Diharapkan setiap pohon Trembesi di Lingkar Pulau Madura akan memberikan dampak positif dengan kemampuannya menyerap hingga 285.000 ton CO2 per pohon tiap tahunnya.

Untuk mewujudkan hal itu, selain menanam pohon Trembesi, yayasan juga memberikan bantuan berupa bibit tanaman untuk ditanam secara mandiri oleh masyarakat Sumenep.

Sebanyak 475 bibit Trembesi dan 475 bibit pohon Irsak diberikan Djarum Foundation kepada perwakilan 19 kecamatan di Kabupaten Sumenep.

"Bibit itu diharapkan membantuk pemerintah dan warga setempat untuk memulai pelestarian lingkungan dengan menanam pohon," kata Supanji.

Menurutnya, yayasan terus konsistem melakukan aksi kepedulian terhadap lingkungan hidup melalui Program Djarum Trees For Life (DTFL).

Sejak program itu dimulai 2010, yayasan hingga kini secara keseluruhan telah melakukan penanaman Trembesi di berbagai jalur sepanjang 2.150 kilometer di berbagai tempat di Indonesia.

Bupati Sumenep KH A. Buysro Karim mengatakan mendukung program penghijauan tersebut mengingat tidak mungkin semua upaya penanaman pohon diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah.

"Kita sebenarnya sudah melakukan penghijauan tapi kalau dikerjakan sendiri tentu tidak mampu, sehingga perlu dukungan swasta," kata bupati.

Jenis Trembesi atau dikenal dengan nama Ki Hujan dipilih untuk penghijauan karena pohon berkanopi seperti payung yang memiliki ukuran daun tak lebih dari ukuran koin Rp100, memiliki keunggulan dalam menyerap gas CO2.

Trembesi yang ditanam di sejumlah daerah diambil dari Pusat Pembibitan Tanaman (PPT) yang didirikan yayasan sejak 1979 di Kudus, Jawa Tengah.

Berbagai tanaman langka dari berbagai daerah dibudidayakan di PPT untuk tanaman konservasi baik buah maupun non buah seperti Trembesi, Kenari, Mahoni, Asem, dan Randualas.