Indonesia incar pasar CPO Rusia-Eropa Timur
23 November 2016 12:47 WIB
Ilustrasi - Petani menumpukkan tandan buah segar kelapa sawit, di perkebunan sawit rakyat kawasan Desa Drien Leukiet, Kuala Batee, Kabupaten Aceh Barat Daya, Aceh.(ANTARA FOTO/ Suprian)
Jakarta (ANTARA News) - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menyatakan bahwa peluang peningkatan ekspor produk crude palm oil (CPO) atau minyak sawit mentah serta turunannya masih terbuka, khususnya untuk pasar-pasar non tradisional seperti Rusia dan Eropa Timur.
Bendahara Umum Gapki Kanya Lakshmi Sidarta, dalam keterangan tertulis yang diterima, di Jakarta, Rabu, menyatakan, hingga akhir 2016 jumlah ekspor minyak sawit dari Indonesia ke Rusia diperkirakan lebih dari 700 ribu ton.
"Padahal jika digarap serius, potensi permintaannya lebih dari satu juta ton. Itu baru dari Rusia, belum negara-negara lain di Eropa Timur," kata Lakshmi.
Permintaan pasar ekspor atas produk CPO dan turunannya dari Indonesia masih terbuka lebar. Selain pasar tradisional seperti India, Republik Rakyat Tiongkok dan Uni Eropa, masih ada pasar lain yang belum digarap maksimal seperti Rusia dan sejumlah negara di wilayah Eropa Timur.
Pada pertengahan tahun 2016, Lakshmi dan sejumlah pengurus pusat Gapki bersama wakil dari pemerintah, berkunjung ke Moskow untuk bertemu dengan wakil pemerintah dan pengusaha dari Negeri Beruang Merah tersebut.
Pada pertemuan itu, dibahas berbagai peluang usaha serta upaya membuka pasar Rusia lebih besar bagi produk CPO maupun produk olahan minyak sawit dari Indonesia.
"Mereka sangat antusias untuk membeli lebih banyak minyak sawit kita," kata Lakshmi.
Prospek pasar Rusia menarik dan memiliki peluang masih cukup besar untuk negara tujuan ekspor. Tren volume ekspor minyak sawit ke negara bekas Uni Soviet itu terus meningkat.
Pada 2012, volume ekspor tercatat sebesar 356.000 ton dan meningkat menjadi 570.000 ton pada 2014. Kemudian, pada 2015 mencapai 657.000 dan 2016 diharapkan total volume ekspor minyak sawit Indonesia ke Rusia akan melampaui 700.000 ton.
"Jika minyak sawit Indonesia terus dikenalkan ke sana dan digarap lebih serius, angka lebih dari satu juta ton CPO bisa masuk ke Rusia," ujar Lakshmi.
Pada penyelenggaraan konferensi minyak sawit terbesar di dunia Indonesian Palm Oil Conference (IPOC), akan dihadiri pembicara dari Rusia. Dalam IPOC ke-12 di Nusa Dua Bali, pada 23-25 November 2016, akan hadir Oleg S. Medvedev yang merupakan profesor dari Lomonosov Moscow State University dan akan berbicara mengenai isu kesehatan minyak sawit di masyarakat Eropa.
Konferensi tersebut, juga akan dihadiri oleh Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) Sofyan Djalil, dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita serta pejabat pemerintah lainnya dan para pakar di bidang sawit.
Bendahara Umum Gapki Kanya Lakshmi Sidarta, dalam keterangan tertulis yang diterima, di Jakarta, Rabu, menyatakan, hingga akhir 2016 jumlah ekspor minyak sawit dari Indonesia ke Rusia diperkirakan lebih dari 700 ribu ton.
"Padahal jika digarap serius, potensi permintaannya lebih dari satu juta ton. Itu baru dari Rusia, belum negara-negara lain di Eropa Timur," kata Lakshmi.
Permintaan pasar ekspor atas produk CPO dan turunannya dari Indonesia masih terbuka lebar. Selain pasar tradisional seperti India, Republik Rakyat Tiongkok dan Uni Eropa, masih ada pasar lain yang belum digarap maksimal seperti Rusia dan sejumlah negara di wilayah Eropa Timur.
Pada pertengahan tahun 2016, Lakshmi dan sejumlah pengurus pusat Gapki bersama wakil dari pemerintah, berkunjung ke Moskow untuk bertemu dengan wakil pemerintah dan pengusaha dari Negeri Beruang Merah tersebut.
Pada pertemuan itu, dibahas berbagai peluang usaha serta upaya membuka pasar Rusia lebih besar bagi produk CPO maupun produk olahan minyak sawit dari Indonesia.
"Mereka sangat antusias untuk membeli lebih banyak minyak sawit kita," kata Lakshmi.
Prospek pasar Rusia menarik dan memiliki peluang masih cukup besar untuk negara tujuan ekspor. Tren volume ekspor minyak sawit ke negara bekas Uni Soviet itu terus meningkat.
Pada 2012, volume ekspor tercatat sebesar 356.000 ton dan meningkat menjadi 570.000 ton pada 2014. Kemudian, pada 2015 mencapai 657.000 dan 2016 diharapkan total volume ekspor minyak sawit Indonesia ke Rusia akan melampaui 700.000 ton.
"Jika minyak sawit Indonesia terus dikenalkan ke sana dan digarap lebih serius, angka lebih dari satu juta ton CPO bisa masuk ke Rusia," ujar Lakshmi.
Pada penyelenggaraan konferensi minyak sawit terbesar di dunia Indonesian Palm Oil Conference (IPOC), akan dihadiri pembicara dari Rusia. Dalam IPOC ke-12 di Nusa Dua Bali, pada 23-25 November 2016, akan hadir Oleg S. Medvedev yang merupakan profesor dari Lomonosov Moscow State University dan akan berbicara mengenai isu kesehatan minyak sawit di masyarakat Eropa.
Konferensi tersebut, juga akan dihadiri oleh Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) Sofyan Djalil, dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita serta pejabat pemerintah lainnya dan para pakar di bidang sawit.
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016
Tags: