Jakarta (ANTARA News) - Enam ganda campuran Pelatnas Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) akan turun pada babak utama turnamen Hong Kong Terbuka 2016 yang berlangsung di Kowloon, Hong Kong, pada 22-27 November.

"Persiapan para atlet hanya dua pekan setelah mereka mengikuti beberapa turnamen di Eropa. Kami banyak memperbaiki teknik permainan mereka sebagai evaluasi dari turnamen Eropa," kata pelatih ganda campuran pelatnas PBSI Nova Widianto di Kowloon melalui layanan pesan singkat kepada Antara di Jakarta, Selasa.

Enam ganda campuran Pelatnas PBSI yang mengikuti turnamen Hong Kong Terbuka 2016 yaitu Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, Praveen Jordan/Debby Susanto, Ronald Alexander/Melati Daeva Oktavianti, Hafiz Faisal/Shela Devi Aulia, Alfian Eko Prasetya/Annisa Saufika, dan Irfan Fadhilah/Weni Anggraini.

Pasangan atlet senior Tontowi/Liliyana, atau akrab disapa Owi/Butet, akan menghadapi pasangan atlet Taiwan Lin Chia Yu/Wu Ti Jung pada laga pertama yang berlangsung Selasa petang.

Sedangkan pasangan Praveen/Debby yang menempati unggulan dua akan melawan ganda campuran Korea Selatan Kim Jae Hwan/Lee So Hee.

Kemudian, pasangan Ronald/Melati akan menantang wakil Thailand Bodin Isara/Savitree Amitrapai pada laga pertama turnamen tingkat superseries itu. Ganda campuran muda lain Merah-Putih Hafiz/Shela akan menghadapi pasangan Tiongkok Zheng Siwei/Chen Qingchen.

Sementara, dua pasangan lain yaitu Irfan/Weni dan Alfian/Annisa akan mulai bertanding menghadapi pasangan-pasangan yang lolos babak kualifikasi pada putaran pertama Rabu (23/11).

Pada babak kualifikasi nomor ganda campuran, tujuh pasangan atlet Indonesia non-pelatnas PBSI gagal melanjutkan pertandingan ke babak utama turnamen berhadiah total 400 ribu dolar AS itu.

Tujuh pasangan atlet nomor ganda campuran itu adalah Yehezkiel Fritz Mainaky/Lyanny Alessandra Mainaky, Hilkiya BL/Rofahadah Supriadi Putri, Hiski Rumengan/Natasha Herloardjo, Hendra Tandjaya/Fitria Ayu Nawangwulan, Ivandi Danang/Cynthia Shara Ayunidha, Androw Yunanto/Ade Magnifiro Khasanah, dan Muhammad Reiza Fahlepi/Zahra Mahria Rossedy Permata.