Windhoek (ANTARA News) - Sekira 38 juta orang di seluruh dunia hidup dengan virus merapuhnya kekebalan tubuh (HIV) pada 2015, demikian laporan Program Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Sindroma Perapuh Kekebalan Tubuh (UNAIDS).




Laporan UNAIDS yang berjudul Get on the Fast-Track: The Life-Cycle Approach to HIV tersebut tercatat bahwa dari 38 juta pengidap human immuno-deficiency virus (HIV) itu ada sekira 18 juta perempuan dan 1,8 juta anak-anak berusia di bawah 15 tahun.




United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS) melaporkan, terdapat lebih dari dua juta infeksi baru selama 2015, yang 150.000 di antaranya terjadi pada usia di bawah 15 tahun.




Selain itu, UNAIDS mencatat ada 1,1 juta jiwa meninggal dunia karena penyakit terkait AIDS pada 2015 dan 110.000 di antaranya merupakan anak-anak di bawah 15.




Laporan itu menyatakan bahwa di sub-Sahara Afrika terdapat 5.700 infeksi baru per hari pada 2015.




UNAIDS mencatat, sebagian besar negara mengambil tindakan cepat terhadap mereka yang terinfeksi HIV tanpa menunda. Ada pula 18 juta orang yang hidup dengan HIV mendapatkan pengobatan pada Juni 2016, termasuk 910.000 anak-anak.




"Jika upaya ini berkelanjutan dan meningkat, maka dunia akan mencapai target 30 juta orang mendapat pengobatan pada 2020," catat UNAIDS layaknya dilansir Xinhua.




Menurut laporan itu, sebanyak 5,8 juta orang berusia di atas 50 tahun hidup lebih lama setelah mengikuti pengobatan.Jumlah ini diproyeksikan meningkat menjadi 8,5 juta orang pada 2020.




Direktur Eksekutif UNAIDS Michel Sidibe mengatakan, terjadi kemajuan luar biasa terkait pengobatan HIV meskipun muncul ancaman baru.




Sebagai contoh, menurut dia, terdapat 3,2 juta infeksi baru pada 2000, tetapi pada 2015 jumlahnya turun menjadi 2,1 juta. Angkanya diproyeksikan terus turun pada 2020 hingga 500.000.




Selain itu, UNAIDS memiliki data jumlah orang yang hidup dengan HIV dan harus mengikuti pengobatan pada 2020 diproyeksi mencapai 30 juta jiwa, naik dari sejuta jiwa pada 2000 dan 18,2 juta jiwa pada tahun lalu.




Badan PBB tersebut mencatat pula kematian terkait AIDS juga diperkirakan turun menjadi 500.000 jiwa pada 2020, atau turun dari 1,1 juta pada 2015.




Bahkan, UNAIDS mendapatkan data bahwa bentuk pengobatan juga meningkat dari delapan pil per hari diberikan pada 2000 menjadi delapan pil pada 2015.




"Jika kita tidak bertindak sekarang, maka kita berisiko membangkitkan kembali penyakit ini. Kita tidak harus membuat kesalahan yang sama," demikian Sidibe.