Surya Paloh: kalau tidak ada yang lebih hebat, buat apa demo?
22 November 2016 11:34 WIB
Presiden Joko Widodo (kiri) berdialog dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (kanan) saat jamuan makan pagi di beranda belakang Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (22/11/2016). (ANTARA /Yudhi Mahatma)
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum DPP Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Surya Paloh mempertanyakan motif motif rencana demonstrasi yang kabarnya akan digelar awal bulan depan nanti karena menurut dia jika menyangkut kasus dugaan penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, langkah hukum telah ditegakkan kepada Basuki seperti dituntut demonstrasi 4 November lalu.
Menurut Surya, pemerintah telah menanggapi tuntutan unjuk rasa 4 November 2016 oleh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI untuk menegakan hukum terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang diduga berucap menistakan agama.
"Kalau tidak ada yang lebih hebat, buat apa demo? Atau memang tidak suka pemerintah? Dengan seluruh komponen bangsa yang menghargai bangsa, maka kita harus lawan kalau terpaksa," ujar Surya saat jumpa pers dalam kunjungannya ke Istana Merdeka, Jakarta menemui Presiden Joko Widodo pada Selasa pagi.
Surya menjelaskan pihaknya tidak khawatir dengan adanya isu penjegalan politik dan mengimbau konsolidasi bersama sehingga tercipta situasi yang tenang dan stabil.
"Kita produk demokrasi yang konstitusional. Saya biasa-biasa saja. Konsolidasi dengan tokoh politik, TNI, itu yang harus dilakukan sehingga ada ketenangan," tegas Surya.
Surya mengatakan seluruh komponen bangsa harus bersama-sama memperkuat ideologi Pancasila untuk menciptakan stabilitas negara.
"Hari ini kita meniti perjuangan ke depan agar bisa bersaing dengan bangsa lain. Syarat diperlukan stabilitas. Titik berat tadi, stabilitas yang tidak bisa ditawar-tawar," kata Surya.
Surya mengatakan seluruh tokoh masyarakat dan tokoh agama perlu menjadi teladan sehingga akan melahirkan tokoh negarawan.
Menurut Surya, pemantapan ideologi Pancasila juga dapat menghilangkan radikalisme yang menggangu persatuan dan kesatuan bangsa.
Presiden Jokowi telah menerima Surya di Istana Merdeka, Jakarta pada Selasa pagi membahas persoalan terkini yang terjadi di Tanah Air.
Dalam diskusinya, Presiden menegaskan perlu penguatan spirit kemajemukan, pluralisme, saling menghagai, saling menghormati, mengasihi antar anak bangsa serta penguatan ideologi Pancasila untuk memberantas radikalisme yang mengancam keutuhan NKRI.
Menurut Surya, pemerintah telah menanggapi tuntutan unjuk rasa 4 November 2016 oleh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI untuk menegakan hukum terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang diduga berucap menistakan agama.
"Kalau tidak ada yang lebih hebat, buat apa demo? Atau memang tidak suka pemerintah? Dengan seluruh komponen bangsa yang menghargai bangsa, maka kita harus lawan kalau terpaksa," ujar Surya saat jumpa pers dalam kunjungannya ke Istana Merdeka, Jakarta menemui Presiden Joko Widodo pada Selasa pagi.
Surya menjelaskan pihaknya tidak khawatir dengan adanya isu penjegalan politik dan mengimbau konsolidasi bersama sehingga tercipta situasi yang tenang dan stabil.
"Kita produk demokrasi yang konstitusional. Saya biasa-biasa saja. Konsolidasi dengan tokoh politik, TNI, itu yang harus dilakukan sehingga ada ketenangan," tegas Surya.
Surya mengatakan seluruh komponen bangsa harus bersama-sama memperkuat ideologi Pancasila untuk menciptakan stabilitas negara.
"Hari ini kita meniti perjuangan ke depan agar bisa bersaing dengan bangsa lain. Syarat diperlukan stabilitas. Titik berat tadi, stabilitas yang tidak bisa ditawar-tawar," kata Surya.
Surya mengatakan seluruh tokoh masyarakat dan tokoh agama perlu menjadi teladan sehingga akan melahirkan tokoh negarawan.
Menurut Surya, pemantapan ideologi Pancasila juga dapat menghilangkan radikalisme yang menggangu persatuan dan kesatuan bangsa.
Presiden Jokowi telah menerima Surya di Istana Merdeka, Jakarta pada Selasa pagi membahas persoalan terkini yang terjadi di Tanah Air.
Dalam diskusinya, Presiden menegaskan perlu penguatan spirit kemajemukan, pluralisme, saling menghagai, saling menghormati, mengasihi antar anak bangsa serta penguatan ideologi Pancasila untuk memberantas radikalisme yang mengancam keutuhan NKRI.
Pewarta: Agus Salim
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016
Tags: