Sabang, Aceh (ANTARA News) - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid berharap isu penarikan uang secara massal (rush money) yang belakangan beredar di masyarakat tak menghadirkan konflik atau bahkan ketegangan.
"Saya berharap bahwa ini bukan masalah yang kemudian ditunggangi untuk kemudian menghadirkan konflik, ketegangan, kondisi yang semakin tidak kondusif untuk menyelesaikan masalah di negara kita," kata dia di Sabang, Minggu.
Lebih lanjut, Hidayat meminta masyarakat mengklarifikasi terlebih dahulu perihal rush money, yakni apakah berupa penarikan dana besar-besaran dari bank atau justru hanya memindahkan dana dari bank konvensional ke bank syariah.
"Itu saya kira perlu diklarifikasi apa maksud rush money. Kalau yang, beragam informasi, mereka menarik dana besar-besaran dari bank tapi juga banyak mengatakan menarik dana besar-besaran tapi hanya memindahkan dana dari perbankan konvensional ke bankan syariah," tutur Hidayat.
Dia berpendapat memindahkan tabungan dari perbankan konvensional ke perbankan syariah merupakan hak asasi setiap orang. Bila begitu, sambung dia, maka bukan ancaman bagi kedaulatan negara.
"Kalah hanya perpindahan demikian saya kira bukan sesuatu yang harus dituduh mengancam kedaulatan ekonomi di Indonesia," pungkas dia.
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengungkapkan isu rush money tidak berdasar karena tak ada masalah dalam sistem keuangan dan perbankan Indonesia saat ini.
Dia menunjuk pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berada di atas 5 persen ketika negara lain di bawah itu, sedangkan inflasi pada kisaran 3 persen, transaksi berjalan dan neraca pembayaran juga berjalan baik.
MPR harap isu "rush money" tak picu konflik
20 November 2016 18:39 WIB
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (MPR)
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016
Tags: