Jakarta (ANTARA News) - Program riset melalui skema "visiting professor" dan "research fellowship" diharapkan dapat mengkreasikan iklim akademik kelas dunia di lingkungan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

"Untuk itu kami berkomitmen menjadikan visiting professor dan research fellowship sebagai bagian pengembangan akademik UIN Jakarta ke depan," kata Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof Dr Dede Rosyada MA kepada pers di Jakarta, Jumat.

Sebelumnya, komitmen tersebut disampaikan oleh Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di hadapan dosen dan peneliti peserta "visiting professor" dan "research fellowship" di Ruang Diorama UIN Jakarta.

Dalam kesempatan itu Rektor yang didampingi Wakil Rektor Bidang Kerjasama Prof Dr Murodi MA dan Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Prof Dr Arskal Salim GP MA melepas peserta program "visiting professor" Prof Jayakaran Mukundan dari University Putera Malaysia yang baru selesai melakukan kepesertaannya di LP2M UIN Jakarta.

Menurut Prof Dede, dosen-peneliti asal berbagai perguruan tinggi dunia diharapkan dapat menularkan semangat dan disiplin insan akademik perguruan tinggi dunia kepada sivitas akademika UIN Jakarta.

"UIN Jakarta juga mengirimkan dosennya ke luar negeri untuk mencari pengalaman baru dan mengimplementasikannya setelah mereka kembali berada di UIN Jakarta," katanya.

Ia juga mengemukakan, UIN Jakarta sejak 2015 melaksanakan kerjasama riset internasional. Dua di antaranya memanfaatkan skema "visiting professor" dan "research fellowship". Kedua skema ini dilakukan dengan menerima dosen-peneliti asing untuk melakukan riset di UIN Jakarta atau sebaliknya mengirim dosen-peneliti UIN Jakarta ke berbagai kampus dunia.

Tahun ini skema "visiting professor" diikuti enam profesor untuk meneliti dan mengajar di sejumlah fakultas di UIN Jakarta. Masing-masing Bijan Davvaz dari Yazd University Iran di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Hamid Slimi dari Canadian Centre for Deen Studies di Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikaksi, dan Martha Beck dari Lyon College di Fakultas Ushuluddin.

Selanjutnya, Jayakaran Mukundan dari University Putra Malaysia di LP2M, Muhammad Ibrahim Noorzaee dari Kabul University di Fakultas Syariah dan Hukum, dan Abdul Aziz Munadhil dari Universitas Ibnu Thufail Maroko di Fakultas Dirasat Islamiyah.

Khusus "research fellowship", UIN Jakarta tahun ini menerima Sundaraj Dharmaraj dari Jawaharlal Nehru University, Jee Young Lee dari University of Canberra, dan Kevin William Fogg dari University of Oxford.

Masing-masing meneliti dan mengajar di Fakultas Adab dan Humaniora, Fakultas Sains dan Teknologi, dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Adapun skema "research-fellowship" dengan mengirim dosen-peneliti UIN Jakarta ke berbagai kampus dunia diikuti empat dosen UIN Jakarta. Keempatnya adalah Usep Abdul Matin ke Monash University, M Amin Nurdin ke Philipps Marburg University of Germany, Nurlaely Mida ke Yamaguchi University of Japan, dan Yuli Yasin ke Kuwait University.

Kegiatan kerjasama riset sendiri diapresiasi positif para peserta program. Mukundan, peneliti dari Malaysia, misalnya, mengaku sangat berbahagia bisa melaksanakan riset di UIN Jakarta. "Kegiatan ini juga bisa mengenalkan saya tentang iklim akademik UIN Jakarta maupun masyarakat Islam Indonesia," ungkapnya.

Berkaca pada aktifitas akademiknya selama beberapa waktu, Mukundan berharap UIN Jakarta bisa memperdalam aktivitas riset. Menurut dia, riset mendalam bisa meningkatkan kontribusi UIN Jakarta bagi Islam dan ilmu pengetahuan.