Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah di pasar uang spot antarbank Jakarta pada Jumat sore bergerak melemah sebesar 54 poin menjadi Rp13.414 per dolar AS setelah pada hari sebelumnya ditutup pada Rp13.360 per dolar AS.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta mengatakan bahwa pada akhir pekan ini dolar AS mempertahankan penguatannya, sinyal The Fed yang kembali membuka peluang menaikan suku bunga di akhir tahun ini menjadi salah satu faktornya.

"Sinyal kenaikan suku bunga AS seiring dengan data ekonomi Amerika Serikat yang optimis," katanya.

Ia menambahkan bahwa dirilisnya angka klaim pengangguran Amerika Serikat yang berada pada level rendah dan penjualan rumah yang meningkat menjadi salah satu alasan bagi The Fed memperketat kebijakan moneternya.

"Mayoritas mata uang dunia juga cenderung mengalami pelemahan terhadap dolar AS," katanya.

Sementara itu, Analis dari PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong mengatakan bahwa Bank Indonesia yang masih berada di pasar valas dan surat utang dalam rangka menjaga fluktuasi mata uang domestik membuat pelemahan rupiah relatif terbatas.

Di sisi lain, lanjut dia, rupiah juga masih terjaga oleh sentimen dari dalam negeri mengenai amnesti pajak. Pemerintah diharapkan terus melakukan sosialisasi sehingga pencapaian dana amnesti pajak pada periode II ini lebih baik dibandingkan periode sebelumnya.

Sementara menurut kurs tengah Bank Indonesia, rupiah berada pada Rp13.408 per dolar AS dibandingkan Kamis (17/11) Rp13.385.