Jakarta (ANTARA News) - Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat, ditutup melemah sebesar 22,90 poin seiring minimnya sentimen positif, sementara sinyal kenaikan suku bunga dari Fed mendorong rupiah melemah terhadap dolar AS.

IHSG BEI ditutup melemah 22,90 poin atau 0,44 persen menjadi 5.170,10. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak turun 3,15 poin (0,36 persen) menjadi 867,56.

"Minimnya sentimen pada akhir pekan ini (18/11) membuat investor cenderung terfokus pada laporan sentimen global dan fluktuasinya harga minyak dunia," kata Analis Reliance Securities Lanjar Nafi di Jakarta, Jumat.

Ia menambahkan bahwa saham-saham sektor perdagangan dan pertambangan menjadi salah satu faktor yang menekan IHSG pada akhir pekan ini. Sektor perdagangan tercatat turun sebesar 1,77 persen, sementara pertambangan minus sebesar 1,90 persen.

Di sisi lain, lanjut dia, investor asing yang masih berada dalam posisi jual turut menekan laju IHSG. Pada Jumat (18/11) ini pelaku pasar melakukan jual bersih sekitar Rp129,45 miliar, sehingga total dana asing mencatatkan jual bersih pada pekan ini (14-18 November 2016 ini sekitar Rp3,16 triliun.

Kepala Riset Universal Broker Indonesia, Satrio Utomo menambahkan bahwa harga batubara dunia yang juga sedang mengalami penurunan turut mempengaruhi fluktuasi IHSG.

"Pemodal sebaiknya tetap fokus pada saham-saham dengan kinerja emiten kuartal III 2016 yang di atas ekspektasi," katanya.

Sementara itu tercatat frekuensi perdagangan mencapai 249.157 kali transaksi dengan total jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 10,032 miliar lembar saham senilai Rp5,298 triliun.