Malang (ANTARA News) - Sedikitnya 37 bangunan rumah di wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, mengalami kerusakan parah, sedang, dan ringan akibat gempa berkekuatan 6,2 skala Richter yang melanda daerah itu dan sejumlah daerah lainnya di Jatim, Rabu (16/11).

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, pusat gempa dengan kedalaman 69 kilometer yang terjadi pada pukul 22:10:11 itu (Rabu, 17/11) telah merusakkan tiga unit rumah berkategori parah, delapan unit kategori sedang dan selebihnya berkategori ringan.

"Puluhan rumah yang rusak akibat gempa itu tersebar di tujuh kecamatan, yakni Kecamatan Ampelgading, Pagelaran, Tirtoyudo, Dampit, Turen, Sumbermanjing, dan Sumbermanjing Wetan," kata Kepala Seksi Penanggulangan Bencana dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, Bagyo Setiono di Malang, Kamis.

Dari tujuh kecamatan itu, lanjutnya, Kecamatan Ampelgading yang paling parah. Ada sekitar 15 unit rumah yang mengalami kerusakan, baik berat, sedang maupun ringan. "Meski ada sejumlah rumah yang rusak, tapi alhamdulillah tidak sampai ada korban jiwa," urainya.

Sementara itu, di Kota Malang yang juga terdampak gempa berkekuatan 6,2 SR tersebut tidak sampai terjadi kerusakan infrastruktur, termasuk rumah warga. "Sampai sejauh ini tidak ada laporan terkait kerusakan infrastruktur yang disebabkan oleh gempa tadi malam," kata Kepala BPBD Kota Malang, J Hartono.

Menurut dia, frekuensi gempa di Kota Malang tak sekuat di daerah sekitar pantai. Namun demikian, beberapa saat setelah terjadi gempa, tim BPBD langsung menyisir wilayah se-Kota Malang. "Tidak ada laporan kerusakan, meski di daerah ini termasuk daerah yang lumayan dalam beberapa tahun terakhir," kata Hartono.

Kota Malang, sebut dia, memang memilki kerentanan potensi bencana gempa vulkanik karena Kota Malang dihimpit banyak pegunungan berapi. "Selain monitor dampak gempa, kami juga melihat potensi bencana lain, seperti banjir dan longsor," ucapnya.

Gempa berkekuatan 6,2 SR dengan kedalaman 69 kilometer yang melanda wilayah Malang raya pada Rabu (16/11) malam juga dirasakan warga di sejumlah daerah di Jatim lainnya, bahkan hingga di Jateng dan sebagian wilayah Bali.