Cirebon "merger" manajemen sekolah akibat kekurangan guru
16 November 2016 20:59 WIB
Ilustrasi--Membaca Buku Massal. Sejumlah siswa dan guru membaca buku secara massal di Lapangan SD Insan Kamil, jalan Dramaga, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (3/10/2016). Kegiatan membaca secara massal dan maraton yang diikuti 1.200 siswa SD selama 45 menit tersebut sebagai bagian Gerakan Literasi Sekolah yang dilakukan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dalam meningkatkan dan membiasakan budaya membaca sejak dini. (ANTARA FOTO/Arif Firmansyah)
Cirebon (ANTARA News) - Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cirebon l, Jawa Barat akan melakukan "merger" manajemen untuk sekolah yang berada di satu komplek hal ini dilakukan untuk memiminalkan kekurangan guru yang terjadi di Kota Udang itu.
"Kita tidak akan melakukan merger bangunannya, tapi manajemennya yang tadinya satu komplek itu empat sekolah, nanti dijadikan satu manajemen, mengingat kami saat ini kekurangan guru," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Jaja Sulaeman di Cirebon, Rabu.
Jaja menuturkan merger manajemen tersebut, akan dilakukan secara bertahap.
Dimana jika ada kepala sekolah yang pensiun di salah satu sekolah yang berada dalam satu komplek dengan sekolah lain, maka sekolah yang ditinggalkan oleh kepala sekolah tersebut akan di merger.
"Kita tidak akan mengangkat lagi, sehingga jadi satu tetap, seperti di Kebon Baru, Cangkol, Pengampon dan Kartini," ujarnya.
Ia melanjutkan dengan melakukan merger manajemen maka akan menghindari persaingan yang tidak sehat antarsekolah yang ada dalam satu komplek tersebut.
Selain itu, yang paling utama, adanya efesiensi tenaga pendidik yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Jaja menambahkan selain merger manejemen yang akan diterapkan, pihaknya juga akan melakukan pendataan seluruh guru dan kepala sekolah di Kota Cirebon.
"Khususnya yang akan pensiun pada 2017 dan 2018 mendatang, dengan melakukan pendataan secara menyeluruh, agar dapat diketahui total kekurangan guru dan kebutuhan yang harus dipenuhi," tambahnya.
Nantinya untuk memenuhi kebutuhan guru, kepala sekolah diintruksikan untuk mengangkat honorer sebagai pembantu proses Kegiatan belajar Mengajar (KBM).
"Di sekolah-sekolah itu memang kekurangan guru, ada yang kurangnya tiga dan empat, kalau tidak dibantu dengan honorer, maka proses KBM tidak akan berjalan," katanya.
"Kita tidak akan melakukan merger bangunannya, tapi manajemennya yang tadinya satu komplek itu empat sekolah, nanti dijadikan satu manajemen, mengingat kami saat ini kekurangan guru," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Jaja Sulaeman di Cirebon, Rabu.
Jaja menuturkan merger manajemen tersebut, akan dilakukan secara bertahap.
Dimana jika ada kepala sekolah yang pensiun di salah satu sekolah yang berada dalam satu komplek dengan sekolah lain, maka sekolah yang ditinggalkan oleh kepala sekolah tersebut akan di merger.
"Kita tidak akan mengangkat lagi, sehingga jadi satu tetap, seperti di Kebon Baru, Cangkol, Pengampon dan Kartini," ujarnya.
Ia melanjutkan dengan melakukan merger manajemen maka akan menghindari persaingan yang tidak sehat antarsekolah yang ada dalam satu komplek tersebut.
Selain itu, yang paling utama, adanya efesiensi tenaga pendidik yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Jaja menambahkan selain merger manejemen yang akan diterapkan, pihaknya juga akan melakukan pendataan seluruh guru dan kepala sekolah di Kota Cirebon.
"Khususnya yang akan pensiun pada 2017 dan 2018 mendatang, dengan melakukan pendataan secara menyeluruh, agar dapat diketahui total kekurangan guru dan kebutuhan yang harus dipenuhi," tambahnya.
Nantinya untuk memenuhi kebutuhan guru, kepala sekolah diintruksikan untuk mengangkat honorer sebagai pembantu proses Kegiatan belajar Mengajar (KBM).
"Di sekolah-sekolah itu memang kekurangan guru, ada yang kurangnya tiga dan empat, kalau tidak dibantu dengan honorer, maka proses KBM tidak akan berjalan," katanya.
Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016
Tags: