Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta naik 18 poin menjadi Rp13.332 per dolar AS pada awal perdagangan Rabu meski secara umum tekanan eksternal masih membayangi.

"Rupiah stabil di kisaran Rp13.300 per dolar AS walaupun secara umum tekanan eksternal masih membayangi," kata Ekonom Samuel Sekuritas, Rangga Cipta.

Bank Indonesia, ia menjelaskan, juga masih aktif di pasar valas dan surat utang negara (SUN) guna menstabilkan harga di tengah aliran keluar dana asing dalam beberapa hari terakhir.

Ia mengatakan bahwa pelaku pasar juga akan fokus ke pengumuman Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 16-17 November 2016 yang diperkirakan mempertahankan suku bunga acuan (BI 7-Day RR) di 4,75 persen.

Dari eksternal, dia mengatakan, harga minyak mentah dunia yang kembali menguat setelah spekulasi pemangkasan produksi oleh anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) kembali muncul dan menjaga fluktuasi mata uang komoditas.

Kendati demikian, menurut dia, dolar AS berpotensi terapresiasi kembali seiring dengan data manufaktur Amerika Serikat yang membaik di tengah sentimen kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden Amerika Serikat.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan bahwa masih adanya potensi kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (Fed Fund Rate) pada Desember 2016 juga membatasi apresiasi mata uang di negara berkembang, termasuk Indonesia.

"Selain peningkatan suku bunga, investor juga masih mencoba untuk menelaah kembali dampak-dampak yang akan terjadi menjelang pemerintahan Trump pada 2017," katanya.