Jakarta (ANTARA News) - Direktur Setara Institute Ismail Hasani mengingatkan agar aksi unjuk rasa pada 25 November 2016 tidak ditunggangi kelompok tertentu.

"Harapan saya silahkan aksi 25 November namun jangan anarkis dan merusak," kata Ismail di Jakarta Selasa.

Ismail tidak rela umat Islam dimanfaatkan untuk kepentingan kekuasaan dan politik pragmatis yang merusak tatanan berbangsa.

Ismail juga meminta umat Islam harus mewaspadai politik "adu domba" kelompok tertentu untuk menjatuhkan Presiden Joko Widodo.

Ismail mengatakan Pilkada DKI Jakarta merupakan pertaruhan kebangsaan atau kekuatan keberagaman bangsa yang sedang diuji sikap toleransi.

Direktur Imparsial Al Araf menganggap aksi 25 November secara konstitusi tidak dapat menggulingkan pemerintahan Presiden Joko Widodo.

"(Penggulingan) harus punya alasan yang kuat dalam hukum tata negara, sidang MPR, DPR dan MK, serta ini akan jadi proses yang buruk untuk dinamika demokrasi di Indonesia," ujar Al Araf.

Al Araf menyatakan "impeachment" yang tidak melalui jalur konstitusi akan menjadi buruk bagi demokrasi di Indonesia.

Al Araf yakin TNI dan Polri akan taat terhadap konstitusi dan mendukung perintah presiden sebagai panglima tertinggi.

"Sebab TNI/Polri juga mendambakan keamanan dan ketentraman bangsa ini," ungkap Al Araf.