Sungai Citepus Bandung mengerikan saat banjir
15 November 2016 20:31 WIB
Evakuasi Mobil Pasca Banjir Pagarsih. Petugas tim SAR gabungan berusaha mengevakuasi sebuah mobil Avanza yang sempat hanyut terseret arus banjir di kawasan Sungai Citepus, Astanaanyar, Bandung, Jawa Barat, Kamis (10/11/2016). Mobil Avanza yang hanyut terbawa arus banjir di kawasan Pagarsih pada Rabu (10/11/2016) tersebut kemudian ditemukan dalam kondisi rusak parah di Sungai Citepus di belakang Pasar Astanaanyar. (ANTARA/Fahrul Jayadiputra)
Bandung (ANTARA News) - Aliran Sungai Citepus di Kota Bandung menjadi salah satu sungai paling mengerikan saat terjadi luapan banjir di kawasan yang dilintasinya.
"Sungai Citepus dalam beberapa hari, terutama saat hujan sangat mengerikan. Selain mengakibatkan banjir juga alirannya bergumpal dan deras sekali," kata Wawan, warga Jalan Muara Kota Bandung yang kawasannya dilintas Sungai Citepus, Selasa.
Meski kerap melihat aliran Citepus saat debit airnya meluber, namun kali ini lebih mengerikan dibandingkan kejadian sebelumnya.
"Bayangkan kita harus melintasi di jembatan yang terendam aliran sungai itu, bila putus nggak tahu deh gimana," kata sambil bergidik.
Wawan merupakan salah seorang dari warga di aliran Sungai Citepus yang juga menganggap banjir dan luapan sungai itu lain dari karakter biasanya sungai itu. Bahkan dalam beberapa kelokan dan terjun, kondisi air bergemuruh dan bergolak dengan warna coklat kehitaman.
"Bila sudah ada hujan, anak-anak semua disuruh berada di rumah. Mereka kami larang menonton aliran sungai, berbahaya," katanya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Miftah, salah seorang pedagang yang biasa mangkal di jalan dekat aliran sungai itu yang memilih untuk menghindar untuk melintasi sungai itu saat bergolak.
"Nggak berani, bilapun memaksa menyeberang perasaan pusing saat melihat aliran air yang deras," katanya.
Sementara itu Kota Bandung pada Selasa (15/11) kembali disergap banjir di sejumlah titik. Genangan seperti biasa terjadi di jalan raya dan juga di pemukiman penduduk.
Banjir luapan Sungai Citepus kembali terjadi di kawasan Jalan Pagarsih dan di sejumlah titik di jalur lainnya. Genangan juga terjadi di Jalan Pelajar Penjuang, Jalan Astanaanyar, Nyengseret, di Jalan Leuwipanjang, sejumlah titik di Jalan Soekarno Hatta dan di Jalan Cibaduyut.
Bahkan di terowongan under pass Tol Purbaleunyi di Cibaduyut tergenang setinggi 60 centimeter sehingga tidak bisa dilintasi kendaraan dan terjadi kemacetan parah di Jalan Cibaduyut yang juga tergenang banjir dengan ketinggian 40-50 centimeter.
Jalan Leuwipanjang tepatnya di perempatan dengan Cibaduyut juga terjadi banjir genangan akibat luapan saluran air di sana yang tidak bisa menampung aliran air.
Hujan deras di Kota Bandung terjadi sejak Selasa siang pukul 12.00 WIB hingga malam hari dengan intensitas yang cukup tinggi.
Sementara itu di Kabupaten Bandung, banjir juga masih menggenang ribuan rumah di Kecamatan Baleendah dan Dayeuhkolot tepatnya di kawasan muara Sungai Citarum dan Sungai Cikapundung.
Akibatnya, terjadi kemacetan arus lalu lintas di jalur utama masuk ke Kota Bandung dari kawasan Bandung selatan. Kemacetan itu berimbas ke pintu tol Buah Batu dan pintu tol Mochamad Toha karena tersendat banjir.
"Sungai Citepus dalam beberapa hari, terutama saat hujan sangat mengerikan. Selain mengakibatkan banjir juga alirannya bergumpal dan deras sekali," kata Wawan, warga Jalan Muara Kota Bandung yang kawasannya dilintas Sungai Citepus, Selasa.
Meski kerap melihat aliran Citepus saat debit airnya meluber, namun kali ini lebih mengerikan dibandingkan kejadian sebelumnya.
"Bayangkan kita harus melintasi di jembatan yang terendam aliran sungai itu, bila putus nggak tahu deh gimana," kata sambil bergidik.
Wawan merupakan salah seorang dari warga di aliran Sungai Citepus yang juga menganggap banjir dan luapan sungai itu lain dari karakter biasanya sungai itu. Bahkan dalam beberapa kelokan dan terjun, kondisi air bergemuruh dan bergolak dengan warna coklat kehitaman.
"Bila sudah ada hujan, anak-anak semua disuruh berada di rumah. Mereka kami larang menonton aliran sungai, berbahaya," katanya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Miftah, salah seorang pedagang yang biasa mangkal di jalan dekat aliran sungai itu yang memilih untuk menghindar untuk melintasi sungai itu saat bergolak.
"Nggak berani, bilapun memaksa menyeberang perasaan pusing saat melihat aliran air yang deras," katanya.
Sementara itu Kota Bandung pada Selasa (15/11) kembali disergap banjir di sejumlah titik. Genangan seperti biasa terjadi di jalan raya dan juga di pemukiman penduduk.
Banjir luapan Sungai Citepus kembali terjadi di kawasan Jalan Pagarsih dan di sejumlah titik di jalur lainnya. Genangan juga terjadi di Jalan Pelajar Penjuang, Jalan Astanaanyar, Nyengseret, di Jalan Leuwipanjang, sejumlah titik di Jalan Soekarno Hatta dan di Jalan Cibaduyut.
Bahkan di terowongan under pass Tol Purbaleunyi di Cibaduyut tergenang setinggi 60 centimeter sehingga tidak bisa dilintasi kendaraan dan terjadi kemacetan parah di Jalan Cibaduyut yang juga tergenang banjir dengan ketinggian 40-50 centimeter.
Jalan Leuwipanjang tepatnya di perempatan dengan Cibaduyut juga terjadi banjir genangan akibat luapan saluran air di sana yang tidak bisa menampung aliran air.
Hujan deras di Kota Bandung terjadi sejak Selasa siang pukul 12.00 WIB hingga malam hari dengan intensitas yang cukup tinggi.
Sementara itu di Kabupaten Bandung, banjir juga masih menggenang ribuan rumah di Kecamatan Baleendah dan Dayeuhkolot tepatnya di kawasan muara Sungai Citarum dan Sungai Cikapundung.
Akibatnya, terjadi kemacetan arus lalu lintas di jalur utama masuk ke Kota Bandung dari kawasan Bandung selatan. Kemacetan itu berimbas ke pintu tol Buah Batu dan pintu tol Mochamad Toha karena tersendat banjir.
Pewarta: Syarif Abdullah
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016
Tags: