Orangutan liar cari makan ke rumah warga Kotawaringin Timur
15 November 2016 16:32 WIB
Dokumentasi petugas Yayasan Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) mengamati orangutan (Pongo pygmaeus wurmbii) yang telah dilepasliarkan di Pulau Badak Kecil, Kawasan Pulau Salat, Desa Pilang, Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Kamis (3/11/2016). (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Sampit, Kalimantan Tengah (ANTARA News) - Satu orangutan jantan dewasa tersasar ke pemukiman penduduk Desa Sungai Ubar Mandiri, Kecamatan Cempaga Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, sekitar pukul 12.00 WIB Selasa (15/11).
Salah seorang warga Desa Sungai Ubar Mandiri, Jonaidy, mengatakan, orangutan (Pongo pygmaeus wurmbii) itu diduga kelaparan karena habitat tempatnya tinggal telah habis beralih fungsi menjadi perkebunan kelapa sawit.
"Orangutan liar itu sempat masuk rumah warga memakan nasi, dan saat kami berikan makanan, orangutan itu mau mendekat," katanya.
Jonaidy mengatakan, orangutan berukuran besar itu tidak takut kepada manusia bahkan bisa dikatakan agak jinak, namun demikian warga masih kesulitan untuk menangkapnya.
Warga desa masih berusaha menangkap orangutan yang kelaparan dan diduga terpisah dari kelompoknya.
"Kami mencari cara menangkap yang aman agar orangutan dewasa itu tidak terluka dan tidak melukai warga. Jika tertangkap, orangutan itu akan kami serahkan ke pihak yang berwenang menangani satwa dilindungi undang-undang," katanya.
Menurut Jonaidy, orangutan itu terlihat baru keluar dari perkebunan kelapa sawit PT Windu Nabatindo Lestari.
"Di sekitar kebun milik PT WNL sudah tidak ada lagi hutan yang tersisa, yang ada sekarang hanya kebun karet milik warga," ucapnya.
Dengan habisnya hutan itu membuat orangutan kehilangan tempat tinggal dan sumber makanan, akibatnya orangutan itu menyasar ke perkampungan warga untuk mencari makan.
"Bagaimana orangutan itu tidak kelaparan, tempatnya mencari makanan sudah tidak ada lagi. Masuk ke areal kebun kelapa sawit juga sering diburu. Bahkan salah-salah bisa terbunuh," demikian Jonaidy.
Salah seorang warga Desa Sungai Ubar Mandiri, Jonaidy, mengatakan, orangutan (Pongo pygmaeus wurmbii) itu diduga kelaparan karena habitat tempatnya tinggal telah habis beralih fungsi menjadi perkebunan kelapa sawit.
"Orangutan liar itu sempat masuk rumah warga memakan nasi, dan saat kami berikan makanan, orangutan itu mau mendekat," katanya.
Jonaidy mengatakan, orangutan berukuran besar itu tidak takut kepada manusia bahkan bisa dikatakan agak jinak, namun demikian warga masih kesulitan untuk menangkapnya.
Warga desa masih berusaha menangkap orangutan yang kelaparan dan diduga terpisah dari kelompoknya.
"Kami mencari cara menangkap yang aman agar orangutan dewasa itu tidak terluka dan tidak melukai warga. Jika tertangkap, orangutan itu akan kami serahkan ke pihak yang berwenang menangani satwa dilindungi undang-undang," katanya.
Menurut Jonaidy, orangutan itu terlihat baru keluar dari perkebunan kelapa sawit PT Windu Nabatindo Lestari.
"Di sekitar kebun milik PT WNL sudah tidak ada lagi hutan yang tersisa, yang ada sekarang hanya kebun karet milik warga," ucapnya.
Dengan habisnya hutan itu membuat orangutan kehilangan tempat tinggal dan sumber makanan, akibatnya orangutan itu menyasar ke perkampungan warga untuk mencari makan.
"Bagaimana orangutan itu tidak kelaparan, tempatnya mencari makanan sudah tidak ada lagi. Masuk ke areal kebun kelapa sawit juga sering diburu. Bahkan salah-salah bisa terbunuh," demikian Jonaidy.
Pewarta: Untung Setiawan
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016
Tags: