Rupiah terdepresiasi 0,44 persen selama Oktober 2016
15 November 2016 15:42 WIB
Petugas menunjukkan uang dolar AS dan uang rupiah di tempat penukaran uang di kantor PT Valuta Inti Prima, Jakarta. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah telah terdepresiasi 0,44 persen terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Oktober 2016, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS).
"Level terendah rata-rata nasional kurs tengah eceran rupiah terhadap dolar AS terjadi pada minggu ketiga Oktober 2016 yang mencapai Rp13.008,52 per dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto saat memberikan keterangan resmi di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Selasa.
Ia menjelaskan bahwa nilai tukar mata uang suatu negara dengan negara lain bervariasi. Nilai tukar mata uang untuk transaksi besar meliputi aktivitas ekspor-impor , swap, derivatif dan lainnya dipantau serta dilaporkan secara periodik oleh Bank Indonesia.
Sedangkan, transaksi eceran penukaran mata uang melalui money changer menggambarkan tingkat retail spot rate suatu mata uang.
BPS melaporkan informasi nilai tukar recehan dan statistik yang dihasilkan dapat digunakan untuk melihat pengaruh nilai tukar transaksi besar terhadap nilai tukar transaksi eceran.
Level terendah nilai tukar eceran Rupiah dibandingkan September 2016 minggu terakhir, terdapat di Provinsi Gorontalo, sebesar Rp13.180 per dolar AS. Sementara pada periode lainnya, minggu terakhir bulan Oktober 2016 di Provinsi Banten yaitu, Rp13.187,50 per dolar AS.
Untuk level tertinggi pada Oktober 2016 terjadi di Kalimantan Utara dengan nilai tengah Rp12.881 per dolar AS.
Pada minggu pertama Oktober 2016, jika dibandingkan minggu terakhir September 2016 nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika secara rata-rata nasional melemah 36,61 poin atau 0,28 persen. Depresiasi terbesar terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 360,00 poin atau 2,78 persen.
Pada minggu terakhir Oktober 2016 rata-rata nasional nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah 56,42 poin atau 0,44 persen dibandingkan kurs minggu terakhir September 2016. Depresiasi rupiah terbesar terjadi di Provinsi Banten melemah sebesar 207,50 poin atau 1,60 persen.
Sementara itu, terhadap Dolar Australia, pada minggu terakhir Oktober 2016 rata-rata nasional kurs eceran rupiah terhadap dolar Australia terdepresiasi sebesar 47,44 poin atau 0,48 persen dibanding minggu terakhir September 2016.
Kemudian Yen Jepang pada perbandingan periode yang sama, tercatat menguat 3,83 atau 2,99 persen. Selanjutnya, masih pada periode yang sama terhadap euro, rupiah terapresiasi sebesar 348,10 poin atau menguat 2,40 persen.
"Level terendah rata-rata nasional kurs tengah eceran rupiah terhadap dolar AS terjadi pada minggu ketiga Oktober 2016 yang mencapai Rp13.008,52 per dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto saat memberikan keterangan resmi di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Selasa.
Ia menjelaskan bahwa nilai tukar mata uang suatu negara dengan negara lain bervariasi. Nilai tukar mata uang untuk transaksi besar meliputi aktivitas ekspor-impor , swap, derivatif dan lainnya dipantau serta dilaporkan secara periodik oleh Bank Indonesia.
Sedangkan, transaksi eceran penukaran mata uang melalui money changer menggambarkan tingkat retail spot rate suatu mata uang.
BPS melaporkan informasi nilai tukar recehan dan statistik yang dihasilkan dapat digunakan untuk melihat pengaruh nilai tukar transaksi besar terhadap nilai tukar transaksi eceran.
Level terendah nilai tukar eceran Rupiah dibandingkan September 2016 minggu terakhir, terdapat di Provinsi Gorontalo, sebesar Rp13.180 per dolar AS. Sementara pada periode lainnya, minggu terakhir bulan Oktober 2016 di Provinsi Banten yaitu, Rp13.187,50 per dolar AS.
Untuk level tertinggi pada Oktober 2016 terjadi di Kalimantan Utara dengan nilai tengah Rp12.881 per dolar AS.
Pada minggu pertama Oktober 2016, jika dibandingkan minggu terakhir September 2016 nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika secara rata-rata nasional melemah 36,61 poin atau 0,28 persen. Depresiasi terbesar terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 360,00 poin atau 2,78 persen.
Pada minggu terakhir Oktober 2016 rata-rata nasional nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah 56,42 poin atau 0,44 persen dibandingkan kurs minggu terakhir September 2016. Depresiasi rupiah terbesar terjadi di Provinsi Banten melemah sebesar 207,50 poin atau 1,60 persen.
Sementara itu, terhadap Dolar Australia, pada minggu terakhir Oktober 2016 rata-rata nasional kurs eceran rupiah terhadap dolar Australia terdepresiasi sebesar 47,44 poin atau 0,48 persen dibanding minggu terakhir September 2016.
Kemudian Yen Jepang pada perbandingan periode yang sama, tercatat menguat 3,83 atau 2,99 persen. Selanjutnya, masih pada periode yang sama terhadap euro, rupiah terapresiasi sebesar 348,10 poin atau menguat 2,40 persen.
Pewarta: Afut Syafril
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016
Tags: