Jakarta (ANTARA News) - Pembangunan Kawasan Industri Kendal (KIK) memberikan efek positif bagi peningkatan investasi di Indonesia, di mana kawasan terintegrasi pertama di Provinsi Jawa Tengah ini ditargetkan menyerap potensi investasi hingga Rp200 triliun dan tenaga kerja sebanyak 500 ribu orang.

“Nilai investasi pembangunan KIK pada tahap pertama diperkirakan mencapai Rp 7 triliun dengan total lahan seluas 860 hektare dan akan selesai dalam lima tahun ke depan,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto melalui keterangan tertulis diterima di Jakarta, Selasa.

Airlangga menyampaikan hal tersebut usai peresmian Kawasan Industri Kendal (KIK) Park by the Bay di Semarang, Jawa Tengah, Senin.

Pembangunan KIK direncanakan memiliki tiga tahap dengan total lahan seluas 2.700 hektare untuk menjadi kawasan industri terpadu yang didukung oleh pengembangan zona industri, pelabuhan, Fashion City dan permukiman.

“KIK juga didorong sebagai kawasan industri padat karya berorientasi ekspor,” tegas Airlangga.

Dalam waktu satu tahun ini, lanjutnya, sudah ada 20 investor yang menanamkan modalnya di KIK dengan total nilai investasi sebesar Rp4,3 triliun dan akan menyerap tenaga kerja sebanyak 4.000 orang.

Salah satu investor dari Singapura yang sudah beroperasi di KIK sejak Agustus 2016 adalah PT. Tat Wai Industries.

Perusahaan tersebut membangun pabrik di atas lahan KIK seluas 10 ribu meter persegi dengan nilai investasi sebesar Rp65 miliar yang memproduksi produk furniture berupa meja, kursi, dan lemari. Saat ini, tenaga kerja yang telah diserap mencapai 75 orang, dimana 80 persen adalah tenaga kerja lokal dari Kabupaten Kendal.

Menurut Airlangga, proyek KIK yang diawali sejak delapan tahun lalu tersebut diinisisasi dan disiapkan perencanaannya oleh Kementerian Perindustrian bersama Pemerintah Provinsi dan Kabupaten Kendal sebagai upaya akselerasi penyebaran serta pemerataan industri dan ekonomi nasional.

“Ini juga sesuai arahan Bapak Presiden Joko Widodo untuk mewujudkan pembangunan yang Indonesia sentris,” ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama Presiden Joko Widodo mengatakan KIK merupakan ikon baru kerja sama bilateral antara Indonesia dengan Singapura, sehingga diharapkan pelaksanaan proyek ini dapat terus ditindaklanjuti.

“Dalam mendukung pengembangan Kawasan Industri Kendal, pemerintah Indonesia akan terus menjamin ketersediaan infrastruktur, antara lain transportasi, energi listrik dan gas, telekomunikasi, sumberdaya air dan sanitasi, serta ketersediaan sumberdaya manusia dan teknologi,” tegas Presiden.

Presiden meyakini, pembangunan dan penataan infrastruktur akan mendukung pertumbuhan ekonomi di wilayah dan memberikan kesejahteraan pada masyarakat sekitarnya.

“Untuk hal ini, saya mendorong pembangunan koridor jalan tol Pemalang, Batang, dan Semarang untuk segera diselesaikan,” ungkapnya.

Oleh karena itu, Jokowi menegaskan investor tidak perlu ragu berinvestasi di KIK, baik di bidang fashion industry, furniture, food industry, smart industry dan manufacturing, dan lain-lainnya. Namun Presiden mengingatkan kepada para investor agar keberadaan KIK ini membawa manfaat bagi rakyat, terutama rakyat Kendal dan Jawa Tengah.