"IAEA memiliki perhatian besar pada pemuliaan mutasi radiasi tanaman. Oleh karena itu kami menunjuk BATAN karena memang ahli dalam bidang pemuliaan tanaman," ujar Niesen, di Jakarta, Senin.
Dia mengharapkan dengan penunjukan BATAN itu dapat membantu IAEA melakukan transfer teknologi kepada negara berkembang.
Teknologi nuklir di bidang pertanian di Tanah Air sudah diaplikasikan secara intensif untuk pemuliaan tanaman menggunakan sinar gamma.
Tujuan dari pemulian tanaman tersebut untuk memperbaiki sifat genetik untuk meningkatkan produktivitas dan ketahanan terhadap hama atau penyakit tanaman.
Teknik tersebut memiliki keunggulan yang signifikan dibandingkan dengan teknik lainnya karena dapat menghasilkan perubahan sifat keturunan yang sangat beragam.
"BATAN sudah menghasilkan 22 varietas unggul padi, 10 varietas kedelai, dua varietas kacang hijau, tiga varietas sorgum, dan satu varietas gandum," kata Kepala BATAN, Djarot Wisnubroto.
Saat ini varietas tanaman kacang sedang dalam proses penilaian tim penilai varietas Kementerian Pertanian.
Untuk varietas padi dan kedelai, telah ditanam di 24 provinsi untuk mendukung program pemerintah menuju kemandirian pangan nasional. Sedangkan varietas sorgum sudah diaplikasikan di beberapa daerah di lahan marginal dan kering.
"BATAN juga berhasil memperbaiki sifat genetik beberapa varietas padi lokal untuk memperbaiki kelemahannya seperti umur masih panjang, rentan terhadap penyakit dan daya adaptasi rendah."
Contohnya varietas Pandan Wangi dari Cianjur juga sudah berhasil diperpendek umurnya dan diperluas daya adaptasinya terhadap berbagai kondisi lahan tanpa mengubah rasanya.
IAEA juga menilai fasilitas penelitian pemuliaan tanaman pangan yang ada di Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi BATAN dinilai setaraf dan memenuhi standar internasional.
Saat ini, BATAN juga memberikan pelatihan mengenai pemuliaan tanaman ke 11 peneliti muda dari Kamboja, Laos, Mongolia, Myanmar, Nepal, dan Tanzania.
Teknologi nuklir di bidang pertanian di Tanah Air sudah diaplikasikan secara intensif untuk pemuliaan tanaman menggunakan sinar gamma.
Tujuan dari pemulian tanaman tersebut untuk memperbaiki sifat genetik untuk meningkatkan produktivitas dan ketahanan terhadap hama atau penyakit tanaman.
Teknik tersebut memiliki keunggulan yang signifikan dibandingkan dengan teknik lainnya karena dapat menghasilkan perubahan sifat keturunan yang sangat beragam.
"BATAN sudah menghasilkan 22 varietas unggul padi, 10 varietas kedelai, dua varietas kacang hijau, tiga varietas sorgum, dan satu varietas gandum," kata Kepala BATAN, Djarot Wisnubroto.
Saat ini varietas tanaman kacang sedang dalam proses penilaian tim penilai varietas Kementerian Pertanian.
Untuk varietas padi dan kedelai, telah ditanam di 24 provinsi untuk mendukung program pemerintah menuju kemandirian pangan nasional. Sedangkan varietas sorgum sudah diaplikasikan di beberapa daerah di lahan marginal dan kering.
"BATAN juga berhasil memperbaiki sifat genetik beberapa varietas padi lokal untuk memperbaiki kelemahannya seperti umur masih panjang, rentan terhadap penyakit dan daya adaptasi rendah."
Contohnya varietas Pandan Wangi dari Cianjur juga sudah berhasil diperpendek umurnya dan diperluas daya adaptasinya terhadap berbagai kondisi lahan tanpa mengubah rasanya.
IAEA juga menilai fasilitas penelitian pemuliaan tanaman pangan yang ada di Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi BATAN dinilai setaraf dan memenuhi standar internasional.
Saat ini, BATAN juga memberikan pelatihan mengenai pemuliaan tanaman ke 11 peneliti muda dari Kamboja, Laos, Mongolia, Myanmar, Nepal, dan Tanzania.