Presiden Jokowi katakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tertinggi ketiga
13 November 2016 17:53 WIB
Dokumentasi pekerja menggarap pembangunan hunian vertikal di Jakarta, Senin (28/12). Pemerintah menargetkan perekonomian nasional tumbuh sebesar 5,3 persen pada 2016 guna menekan tingkat pengangguran menjadi 5,2-5,5 persen. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini dalam beberapa waktu terakhir masuk tiga tertinggi di dunia.
"Kita termasuk ketiga tertinggi dunia setelah China, India, dan kita," kata Jokowi, dalam sambutan saat silaturahmi dengan peserta Rapat Pimpinan NasionalPartai Amanat Nasional (PAN) di Hotel Bidakara Pancoran Jakarta Selatan, Minggu.
Dia mengajak semua komponen bangsa untuk bersyukur karena di tengah perlambatan ekonomi dunia, Indonesia masih mengalami pertumbuhan yang positif.
"Pertumbuhan ekonomi dunia berdasar perkiraan Bank Dunia akan melambat menjadi 3,1 persen dari 3,5 persen tahun 2016, ini tantangan yang harus kita hadapi," kata dia.
Jokowi menyebutkan di tengah perlambatan ekonomi dunia, ekonomi Indonesia pada kuartal I 2016 mencapai 4,91 persen, pada kuartal II 2016 sebesar 5,18 persen dan kuartal III 2016 sebesar 5,02 persen.
"Kita bersyukur, kita termasuk ketiga tertinggi setelah China dan India," katanya.
Dia menyebutkan berbagai indikator lain juga menunjukkan perbaikan seperti angka kemiskinan, angka pengangguran dan angka kesenjangan.
"Angka kemiskinan, meski kecil, mengalami penurunan, pengangguran juga turun padahal negara yang lain melonjak. Gini ratio juga membaik, jangan naik lagi, sudah 0,397, sekecil apapun harus turun," kata dia.
Dia menyebutkan angka inflasi dalam dua tahun terakhir juga bisa dikendalikan secara baik.
"Tahun lalu mencapai 3,5 persen, tahun ini diperkirakan mencapai 3,0 persen, ini artinya kenaikan harga barang bisa dikendalikan," katanya.
Dia menyebutkan pertumbuhan ekonomi tinggi tidak akan berarti jika inflasi juga tinggi.
"Kalau pertumbuhan ekonomi 5,0 persen, inflasi 3,0 persen, masih ada selisih 1,5 persen, tapi kalau pertumbuhan ekonomi 5,0 persen, sementara inflasi 8,0 persen, itu artinya kita tekor," katanya.
"Kita termasuk ketiga tertinggi dunia setelah China, India, dan kita," kata Jokowi, dalam sambutan saat silaturahmi dengan peserta Rapat Pimpinan NasionalPartai Amanat Nasional (PAN) di Hotel Bidakara Pancoran Jakarta Selatan, Minggu.
Dia mengajak semua komponen bangsa untuk bersyukur karena di tengah perlambatan ekonomi dunia, Indonesia masih mengalami pertumbuhan yang positif.
"Pertumbuhan ekonomi dunia berdasar perkiraan Bank Dunia akan melambat menjadi 3,1 persen dari 3,5 persen tahun 2016, ini tantangan yang harus kita hadapi," kata dia.
Jokowi menyebutkan di tengah perlambatan ekonomi dunia, ekonomi Indonesia pada kuartal I 2016 mencapai 4,91 persen, pada kuartal II 2016 sebesar 5,18 persen dan kuartal III 2016 sebesar 5,02 persen.
"Kita bersyukur, kita termasuk ketiga tertinggi setelah China dan India," katanya.
Dia menyebutkan berbagai indikator lain juga menunjukkan perbaikan seperti angka kemiskinan, angka pengangguran dan angka kesenjangan.
"Angka kemiskinan, meski kecil, mengalami penurunan, pengangguran juga turun padahal negara yang lain melonjak. Gini ratio juga membaik, jangan naik lagi, sudah 0,397, sekecil apapun harus turun," kata dia.
Dia menyebutkan angka inflasi dalam dua tahun terakhir juga bisa dikendalikan secara baik.
"Tahun lalu mencapai 3,5 persen, tahun ini diperkirakan mencapai 3,0 persen, ini artinya kenaikan harga barang bisa dikendalikan," katanya.
Dia menyebutkan pertumbuhan ekonomi tinggi tidak akan berarti jika inflasi juga tinggi.
"Kalau pertumbuhan ekonomi 5,0 persen, inflasi 3,0 persen, masih ada selisih 1,5 persen, tapi kalau pertumbuhan ekonomi 5,0 persen, sementara inflasi 8,0 persen, itu artinya kita tekor," katanya.
Pewarta: Agus Salim
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016
Tags: