Jakarta (ANTARA News) - Hingga 15 bulan ke depan, PT Angkasa Pura II mengoptimalkan pemakaian landasan pacu selatan Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, selama perbaikan landasan pacu utara bandara itu.

Sekretaris Perusahaan dan Hukum PT Angkasa Pura II, Agus Haryadi, di Jakarta, Minggu, menjelaskan, saat ini penggunaan landasan pacu utara dibatasi karena ada perbaikan serta pelapisan (overlay) aspal yang mengharuskan landasan pacu itu ditutup dari pukul 23.00-04.00 dini hari.

"Kami tidak bisa menutup total, akhirnya manajemen memutuskan untuk melakukan buka-tutup, supaya masih tetap bisa digunakan," katanya.


Waktu pengerjaan hingga 15 bulan kerja, kata dia, karena mereka tidak mungkin menutup total landas pacu utara. Jika ditutup total, waktu pengerjaan hanya empat bulan saja. Landas pacu utara dan selatan Bandara Internasional Soekarno-Hatta berukuran sama, yaitu 3.600 meter dan lebar 60 meter.

Pada jam penutupan landas pacu utara itu, pengoperasian penerbangan dialihkan ke landasan pacu selatan.
"Landas pacu selatan ini masih punya ruang, jadi untuk sementara lepas-landas dan mendarat yang biasanya menggunakan landas pacu utara, kami alihkan ke selatan," katanya.

"Setelah kami berdiskusi, akhirnya diputuskan waktu yang lega itu, yang paling tepat yaitu pukul 23.00 sampai 04.00 pagi," katanya.

Meskipun, lanjut dia, waktu untuk perbaikan landas pacu utara juga harus dipotong proses memasukkan dan mengeluarka alat berat memakan waktu hingga satu jam.

Jam-jam padat penerbangan di Bandara Internasional Soekarno Hatta adalah pukul 05.00-08.00 WIB kemudian dari pukul 15.00-20.00 WIB.

Dia mengatakan saat ini terdapat 72 pergerakan pesawat terbang per jam di Bandara Soekarno-Hatta. Ini dikenal dengan istilah improved runway capacity di angka 72.



Dia tidak menampik kerepotan bagi maskapai penerbangan karena buka-tutup landas pacu itu, namun perbaikan harus dilakukan karena beban landas pacu sudah sangat berat, sehingga permukaannya tidak lagi rata.

Selain itu, lanjut dia, karena lokasinya berdekatan dengan laut, tinggi muka air tanah sudah meningkat, apabila dibiarkan akan mengganggu keamanan dan keselamatan penerbangan.

"Sebagai pengelola bandara dan fasilitasnya, kami tidak boleh terus-menerus mengeksploitasi landas pacu, sudah ada beberapa keluhan juga dari pilot karena agak bergelombang," katanya. Landas pacu yang bergelombang bisa membahayakan penerbangan, terkhusus saat touch-down pada proses mendarat, pesawat terbang bisa terpental-pental.

Sementara itu, Direktur Utama PT Garuda Indonesia, M Arif Wibowo, mengatakan rute penerbangan yang terdampak perbaikan landasan pacu itu adalah yaitu penerbangan internasional Jakarta-Amsterdam. "Penerbangan ke Amsterdam ini harus kami geser," katanya.

Selain itu penerbangan Jakarta-London juga harus transit terlebih dahulu di Singapura, selain beberapa pergeseran jam operasional rute penerbangan domestik PT Garuda Indonesia.