London (ANTARA News) - Indonesia perlu bekerja lebih keras lagi dalam mendorong reformasi guna menuju iklim bisnis yang lebih baik serta agar tidak tertinggal dengan negara-negara pesaing lainnnya, meski dalam beberapa waktu terakhir peringkat daya saing Indonesia menunjukkan perbaikan, kata Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BPPK) Kementerian Luar Negeri RI Siswo Pramono.

Siswo mengemukakan hal itu dalam diskusi kelompok terfokus bertema "Supporting Economic Diplomacy in Europe", demikian keterangan pelaksana Fungsi Ekonomi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) London, Kerajaan Inggris, Atu Yudhistira Indarto, kepada ANTARA News, Sabtu.

Forum itu diadakan KBRI London, Kantor BKPM/Indonesian Investment Promotion Centre (IIPC) London, BPPK, Kemementerian Luar Negeri serta pemerintah Uni Eropa (UE) sebagai rangkaian penutupan program kerja sama bilateral Indonesia-Uni Eropa atau European Union-Indonesia Trade Cooperation Facility (EUTCF) dengan BKPM sebagai focal point dari Pemerintah RI.

Program kerja sama itu berupa bantuan teknis dalam rangka mendukung terbentuknya strategi promosi investasi Indonesia yang lebih tepat terhadap kawasan Eropa Barat dan telah menghasilkan dokumen hasil analisis market intelligence terhadap negara-negara utama kawasan itu, seperti Inggris, Jerman, Belanda, Perancis, Italia, Spanyol, Swedia, Swiss dan analisis kawasan Eropa Tengah dan Timur.