Majene (ANTARA News) - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meresmikan pendirian Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kabupaten Majene, Sulawesi Barat.

Seremonial peresmian pendirian STAIN ini digelar di Masjid Agung Ilaikal Masir, Kabupaten Majene, Sabtu.

Menurut Menag, kehadiran perguruan tinggi penting untuk meningkatkan daya saing bangsa. Sebab, kota ini akan berkembang baik jika ditopang perguruan tinggi yang menghasilkan SDM handal.

"Saya berharap, STAIN Majene di Tanah Mandar ini kelak mampu menjadi perguruan tinggi yang besar, maju, dan mampu bersaing dengan perguruan tinggi lainnya," kata Lukman.

Menag menilai STAIN Majene memiliki potensi untuk berkembang mengingat Tanah Mandar memiliki sejarah intelektual.

Lukman mengatakan, pada era 1926 - 1970-an, kawasan ini sering dikunjungi ulama, baik dari dalam negeri, maupun dari Timur Tengah.

"Tanah Mandar mempunyai sejarah panjang terkait pengembangan sejarah pendidikan, baik umum maupun khusus. Situs Kalumpang di Mamuju, diyakini sebagai situs tertua dengan artefak paling lengkap di Nusantara, bahkan Asia Tenggara. Jadi, ditanah Mandar ini memang penuh pesona, bahkan Jaksa Agung Baharuddin Lopa yang legendaris juga lahir di Tanah ini," terangnya.

Selain meresmikan pendirian STAIN, Menag juga melantik HM Napis Djuwaeni sebagai Ketua STAIN Majene yang pertama. Peresmian pendirian STAIN itu sendiri ditandai dengan penyerahan Surat Keputusan Pendirian STAIN Majene dari Menag kepada Ketua.

Hadir dalam kesempatan ini, Gubernur Sulbar Anwar Adnan Saleh, Wakil gubernur, Aladin S Mengga, DPRD Sulbar, Bupati Majene Fahmi Massiara dan wakil, DPRD Majene, para Bupati se Sulbar, Dirjen Pendis Kamaruddin Amin, Kakanwil Sulbar, Kakanwil Sulsel, para tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh pendidikan, serta undangan dan masyarakat umum.

"STAIN ke depan harus berorientasi untuk bagaimana mengintegrasikan ilmu umum dan agama dalam satu kesatuan yang komprehensif. Saya titip ke STAIN, agar mampu merawat kearifan lokal Sulbar yang sangat kaya. Kita bisa meniru Jepang, yang meski maju, namun masih menjaga dan memelihara tradisinya dengan baik," harap Menag disambut tepuk tangan hadirin.

Usai peresmian, Menag meninjau lokasi sekaligus melakukan peletakan batu pertama pembangunan ruang kantor dan perkuliahan. Kepala Pusat Informasi dan Humas Mastuki yang ikut dalam rombongan Menag menjelaskan bahwa pembangunan kampus ini nantinya akan dimulai pada awal 2017 dengan anggaran bersumber dari APBN dan APBD.

Menurutnya, Pemda setempat sangat mendukung pendirian STAIN Majene ini. Hal itu dibuktikan dengan komitmen Pemda untuk menyediakan tanah seluas 30 hektar. Bahkan, 11.5 hektar sudah bersertifikat STAIN Majene.

"STAIN ini direncanakan akan mulai beroperasi pada tahun 2017 karena sudah ada satu bangunan yang didirikan oleh Pemda di atas tanah yang awalnya dihibahkan ke STAI Al-Mardhiyah," ujar Mastuki.

Nantinya, STAIN Majene ini akan membuka tiga jurusan, yaitu: Tarbiyah dan Kependidikan, Syariah dan Hukum, dan ketiga adalah Ushuluddin, Adab dan Dakwah.