Sekjen PBB yakin Trump tak akan batalkan kesepakatan iklim
12 November 2016 14:08 WIB
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry dan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon berbicara kepada media saat Konferensi Perubahan Iklim Dunia 2015 (COP21) di Le Bourget, Paris, Prancis, Selasa (8/12/2015).(REUTERS/Mandel Ngan/Pool )
Perserikatan Bangsa-Bangsa/PBB, Amerika Serikat (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menyatakan yakin presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump tidak akan berusaha membatalkan kesepakatan iklim Paris meski dalam kampanyenya berjanji mengakhiri keterlibatan negaranya dalam kesepakatan iklim untuk mengatasi pemanasan global.
Trump, yang saat kampanye menyebut pemanasan global sebagai cerita bohong bikinan China, berjanji menarik komitmen Amerika Serikat untuk menurunkan emisi gas rumah kaca dan membantu membiayai transisi ke ekonomi hijau di seluruh dunia.
"Dia sudah membuat banyak pernyataan yang mengkhawatirkan, tapi saya yakin dia akan memahami kepentingan dan urgensinya," kata Ban dalam wawancara dengan kantor berita AFP.
"Kepresidenan mungkin penting, tetapi isu kemanusiaan dan seluruh kehidupan kita dan Bumi kita jauh lebih penting," katanya.
Ban berpendapat ada konsensus besar di Amerika Serikat dan seluruh dunia tentang perlunya mengatasi pemanasan global, menyatakan bahwa Trump akan bersikap ceroboh jika dia membatalkan kesepakatan itu.
"Bagaimana bisa satu pihak mengubah seluruh haluan? Ini kecenderungan besar," katanya.
"Akan menyebabkan masalah serius jika seseorang ingin membatalkannya, atau menggagalkan seluruh proses ini."
Ban (72) menyebut kesepakatan iklim yang dicapai di Prancis bulan Desember tahun lalu sebagai saat yang paling membanggakan bagi dia dalam 10 tahun tugasnya sebagai panglima para diplomat.
Bekas menteri luar negeri Korea Selatan itu mengatakan berencana berbicara lewat telepon dengan Trump segera dan berharap bisa melakukan pertemuan sebelum masa tugasnya berakhir pada 31 Desember untuk menjelaskan bagaimana PBB mengharapkan Amerika Serikat "melanjutkan kerja kemanusiaannya."
Trump, miliarder real estate yang memenangi pemilihan presiden Amerika Serikat, menyeru hubungan lebih dekat dengan Rusia, dan mempertanyakan pendanaan Amerika Serikat untuk PBB.
Ban mengesampingkan kemungkinan Amerika Serikat, yang sejauh ini merupakan penyumbang terbesar PBB, memangkas pendanaan atau mengesampingkan badan dunia itu dalam mengatasi isu-isu global.
"Ini yang dia katakan selama periode kampanye, dalam kegiatan kampanye," kata Ban.
"Sekarang, setelah pemilihan, ketika dia membentuk tim transisinya dengan para ahli dan orang-orang dengan visi dan keahlian, saya yakin Amerika Serikat akan terus memainkan peran utamanya," katanya di markas PBB.(kn)
Trump, yang saat kampanye menyebut pemanasan global sebagai cerita bohong bikinan China, berjanji menarik komitmen Amerika Serikat untuk menurunkan emisi gas rumah kaca dan membantu membiayai transisi ke ekonomi hijau di seluruh dunia.
"Dia sudah membuat banyak pernyataan yang mengkhawatirkan, tapi saya yakin dia akan memahami kepentingan dan urgensinya," kata Ban dalam wawancara dengan kantor berita AFP.
"Kepresidenan mungkin penting, tetapi isu kemanusiaan dan seluruh kehidupan kita dan Bumi kita jauh lebih penting," katanya.
Ban berpendapat ada konsensus besar di Amerika Serikat dan seluruh dunia tentang perlunya mengatasi pemanasan global, menyatakan bahwa Trump akan bersikap ceroboh jika dia membatalkan kesepakatan itu.
"Bagaimana bisa satu pihak mengubah seluruh haluan? Ini kecenderungan besar," katanya.
"Akan menyebabkan masalah serius jika seseorang ingin membatalkannya, atau menggagalkan seluruh proses ini."
Ban (72) menyebut kesepakatan iklim yang dicapai di Prancis bulan Desember tahun lalu sebagai saat yang paling membanggakan bagi dia dalam 10 tahun tugasnya sebagai panglima para diplomat.
Bekas menteri luar negeri Korea Selatan itu mengatakan berencana berbicara lewat telepon dengan Trump segera dan berharap bisa melakukan pertemuan sebelum masa tugasnya berakhir pada 31 Desember untuk menjelaskan bagaimana PBB mengharapkan Amerika Serikat "melanjutkan kerja kemanusiaannya."
Trump, miliarder real estate yang memenangi pemilihan presiden Amerika Serikat, menyeru hubungan lebih dekat dengan Rusia, dan mempertanyakan pendanaan Amerika Serikat untuk PBB.
Ban mengesampingkan kemungkinan Amerika Serikat, yang sejauh ini merupakan penyumbang terbesar PBB, memangkas pendanaan atau mengesampingkan badan dunia itu dalam mengatasi isu-isu global.
"Ini yang dia katakan selama periode kampanye, dalam kegiatan kampanye," kata Ban.
"Sekarang, setelah pemilihan, ketika dia membentuk tim transisinya dengan para ahli dan orang-orang dengan visi dan keahlian, saya yakin Amerika Serikat akan terus memainkan peran utamanya," katanya di markas PBB.(kn)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016
Tags: