Ramallah, Wilayah Palestina (ANTARA News) - Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan bahwa dia tahu siapa yang membunuh Yasser Arafat saat menghadiri peringatan 12 tahun kematian sang mantan pemimpin, tetapi tidak menyebut nama pelakunya.

Saat berbicara di hadapan ribuan orang pada Kamis (10/11), Abbas mengatakan "Kalian bertanya kepada saya siapa yang membunuhnya, saya tahu - tetapi kesaksian saya saja tidak cukup."

"Komisi penyelidikan sedang menggali itu, tetapi kalian akan mengetahuinya lebih awal dan terkejut ketika tahu siapa yang melakukannya."

"Saya tidak ingin menyebut nama, karena nama-nama ini tidak layak diingat," katanya.

Arafat menjadi pemimpin gerakan Palestina sekitar akhir 1960, memimpin perjuangan bersenjata melawan Israel.

Dia meninggal dunia pada 11 November 2004 di sebuah rumah sakit dekat Paris akibat sebab yang tak diketahui pada usia 75 tahun.

Lebih dari satu dekade setelah kematiannya, dia masih menjadi tokoh ternama dalam budaya, politik dan masyarakat Palestina.

Warga Palestina telah lama menuduh Israel meracuninya, tuduhan yang dibantah keras pemerintah Israel.

Jasad Arafat digali dari kubur pada 2012 untuk pemeriksaan namun penyelidikan yang kemudian dilakukan Prancis tidak menemukan bukti bahwa dia keracunan.

Palestina menolak laporan itu, mengutip inkonsistensi jelas antara temuan Prancis dan temuan terpisah dari Swiss dan Rusia yang menunjukkan kemungkinan keracunan polonium.

Abbas dan rival lamanya Mohammed Dahlan (81), yang mengasingkan diri di Uni Emirat Arab, saling menuduh keterlibatan dalam kematian Arafat pada masa lalu menurut warta kantor berita AFP. (kn)