Pandangan menarik Igor Saykoji soal gadget
10 November 2016 18:16 WIB
Ignatius Rosoinaya Penyami atau dikenal dengan panggilan Igor Saykoji pada diskusi "Menyingkap Kacamata Kuda Generasi Muda" di Jakarta, Kamis. (ANTARA News/ Sella Panduarsa Gareta)
Jakarta (ANTARA News) - Gawai atau gadget bisa menjadi kacamata kuda generasi muda, kata penyanyi rap Ignatius Rosoinaya Penyami atau dikenal dengan panggilan Igor Saykoji.
"Ini (gadget) bisa jadi media kita berkreasi, berinovasi dan menciptakan karya, tapi bisa juga menjadi kacamata kuda," ujar Igor pada diskusi bertajuk "Menyingkap Kacamata Kuda Generasi Muda" di Jakarta, Kamis.
Menurut ayah dua anak ini, gadget menjadi kacamata kuda para generasi muda ketika mereka tenggelam mendapatkan eksistensi diri di dunia maya dan mengabaikan dunia nyata di sekitarnya.
Bahkan, lanjut Igor, demi mendapatkan eksistensi diri, sebagian generasi muda tidak mempedulikan dampak dari hal-hal yang mereka unggah di media sosial. Misalnya, banyak pemuda yang mengunggah atau mengomentari aksi damai 4 November lewat media sosial, namun lupa membangkitkan kesadaran akan nilai-nilai Pancasila sebagai kekuatan bangsa Indonesia.
"Demi punya eksistensi di dunia medsos, ya banyak yang enggak peduli sama apa yang diposting. Padahal, postingan mereka itu bisa digunakan untuk menyadarkan kedamaian dan hal-hal positif lain," ungkap Igor.
Pria 33 tahun ini mengharapkan generasi muda memanfaatkan kemajuan teknologi untuk berkreasi dan berinovasi, mempererat persatuan dan kesatuan bangsa sehingga gadget tidak lagi menjadi kacamata kuda, melainkan alat untuk menciptakan menfaat dan membangkitkan rasa persatuan.
"Ini (gadget) bisa jadi media kita berkreasi, berinovasi dan menciptakan karya, tapi bisa juga menjadi kacamata kuda," ujar Igor pada diskusi bertajuk "Menyingkap Kacamata Kuda Generasi Muda" di Jakarta, Kamis.
Menurut ayah dua anak ini, gadget menjadi kacamata kuda para generasi muda ketika mereka tenggelam mendapatkan eksistensi diri di dunia maya dan mengabaikan dunia nyata di sekitarnya.
Bahkan, lanjut Igor, demi mendapatkan eksistensi diri, sebagian generasi muda tidak mempedulikan dampak dari hal-hal yang mereka unggah di media sosial. Misalnya, banyak pemuda yang mengunggah atau mengomentari aksi damai 4 November lewat media sosial, namun lupa membangkitkan kesadaran akan nilai-nilai Pancasila sebagai kekuatan bangsa Indonesia.
"Demi punya eksistensi di dunia medsos, ya banyak yang enggak peduli sama apa yang diposting. Padahal, postingan mereka itu bisa digunakan untuk menyadarkan kedamaian dan hal-hal positif lain," ungkap Igor.
Pria 33 tahun ini mengharapkan generasi muda memanfaatkan kemajuan teknologi untuk berkreasi dan berinovasi, mempererat persatuan dan kesatuan bangsa sehingga gadget tidak lagi menjadi kacamata kuda, melainkan alat untuk menciptakan menfaat dan membangkitkan rasa persatuan.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016
Tags: