Trump komitmen bela Korea Selatan
10 November 2016 12:59 WIB
Seorang penumpang melewati layar televisi di sebuah stasiun kereta di Seoul, Korea Selatan, menampilkan laporan berita tentang kapal selam Korea Utara meluncurkan rudal balistik yang ditembakkan dari Pelabuhan Sinpo, di pantai timur Korea Utara, Sabtu (9/7/2016). (REUTERS/Kim Hong-Ji )
Seoul, Korea Selatan (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat terpilih, Donald Trump, menjanjikan komitmennya membela Korea Selatan berdasar aliansi keamanan. Hal ini dia sampaikan dalam pembicaraan telepon dengan Presiden Korea Selatan, Park Geun-hye, Kamis, menurut Kantor Berita Yonhap dari sumber diplomatik.
Trump memang pernah menyarankan dalam kampanye pemilu bahwa dia akan menarik militer Amerika yang ditempatkan di Korea Selatan, kecuali Seoul membayar bagian yang lebih besar untuk biaya penempatan pasukan.
Ada sekitar 28.500 tentara Amerika yang berbasis di Korea Selatan dalam pasukan pertahanan gabungan melawan Korea Utara.
Di kantor Park, diketahui dia berbicara melalui telepon dengan Trump sekitar pukul 01.00 GMT tapi tidak bisa segera dikonfirmasi apa yang dibahas.
Sementara itu, pengamat asal China, Xu Liping, mengatakan, pemerintahan baru Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Donald Trump dinilai tidak akan terlalu memfokuskan kebijakannya di Asia Pasifik yang dikenal sebagai "pivot" atau penyeimbangan kembali dengan meningkatkan kehadiran militer di kawasan.
Pengamat dari National Institute of International Strategy CASS itu menuturkan, secara umum kemenangan Trump berpengaruh pasif terhadap kebijakan Pivot Asia AS.
"Diplomasinya lebih bersifat pragmatis. Tidak terlalu idealis. Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan akan tampil lebih berperan di Asia Tenggara. Kerangka kerja sama ASEAN+3 akan semakin efektif," katanya menerangkan.
Trump memang pernah menyarankan dalam kampanye pemilu bahwa dia akan menarik militer Amerika yang ditempatkan di Korea Selatan, kecuali Seoul membayar bagian yang lebih besar untuk biaya penempatan pasukan.
Ada sekitar 28.500 tentara Amerika yang berbasis di Korea Selatan dalam pasukan pertahanan gabungan melawan Korea Utara.
Di kantor Park, diketahui dia berbicara melalui telepon dengan Trump sekitar pukul 01.00 GMT tapi tidak bisa segera dikonfirmasi apa yang dibahas.
Sementara itu, pengamat asal China, Xu Liping, mengatakan, pemerintahan baru Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Donald Trump dinilai tidak akan terlalu memfokuskan kebijakannya di Asia Pasifik yang dikenal sebagai "pivot" atau penyeimbangan kembali dengan meningkatkan kehadiran militer di kawasan.
Pengamat dari National Institute of International Strategy CASS itu menuturkan, secara umum kemenangan Trump berpengaruh pasif terhadap kebijakan Pivot Asia AS.
"Diplomasinya lebih bersifat pragmatis. Tidak terlalu idealis. Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan akan tampil lebih berperan di Asia Tenggara. Kerangka kerja sama ASEAN+3 akan semakin efektif," katanya menerangkan.
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016
Tags: