Jakarta (ANTARA News) - Atribut Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara RI (Polri) yang dijual di toko-toko umum banyak yang tidak sesuai standar yang telah ditetapkan, kata Direktur Utama PT Kuantan Utama (perusahaan pembuat atribut TNI/Polri), Tien Setyaningsih. "Terlihat dari ukuran, bentuk dan warnanya yang lain," ujarnya, di Jakarta, Rabu. Salah seorang peraih penghargaan Museum Rekor Republik Indonesia (MURI) itu mengemukakan, pemantauan dari pasar hanya satu atau dua atribut saja yang memenuhi standar yang ditetapkan. "Kebanyakan hanya mirip saja," katanya. Atribut tersebut termasuk tanda pangkat, tanda jabatan, dan "badge". Akibatnya, kata Tien, jika anggota TNI atau Polri berkumpul dan diperhatikan secara seksama, maka atributnya seringkali tidak seragam. Tien yang memperoleh penghargaan dari MURI sebagai orang pertama yang membuat tanda pangkat, atribut dan perlengkapan TNI dan Polri dengan peralatan teknologi moderen berbasis riset, itu mengemukakan bahwa standar itu ditetapkan oleh Markas Besar TNI dan Mabes Polri. Tien mengharapkan, para prajurit TNI dan Polri berpenampilan rapi, seragam, gagah dan berwibawa. Ia menyatakan, perusahaanya antara lain membuat tanda pangkat Bintang Lima (Jenderal Besar TNI) yang dipersembahkan untuk Jenderal Besar Soedirman, AH Nasution, dan HM Soeharto. Dan, ia mengakui, selalu melakukan riset, agar atribut TNI dan Polri yang dihasilkannya bermutu tinggi. (*)