Jakarta (ANTARA News) - Budayawan Franz Magnis Suseno mengatakan kepahlawanan di era sekarang bisa diwujudkan dengan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan segala keragamannya.
Menurut tokoh yang memiliki sapaan akrab Romo Magnis itu, ancaman bagi keutuhan NKRI selalu ada. Saat ini Indonesia sedang menghadapi gangguan dari kelompok radikal dan terorisme yang dilatarbelakangi ideologi dan agama, katanya di Jakarta, Rabu.
"Seluruh bangsa Indonesia harus bisa mengambil teladan dari para pahlawan untuk menjaga kemerdekaan RI yang telah diperjuangkan dulu. Apalagi dengan adanya ancaman radikalisme dan terorisme yang nyata-nyata ingin memecah belah NKRI," lanjutnya.
Menurut dia, banyak teladan yang bisa diambil bangsa Indonesia, khususnya oleh generasi muda, dalam melindungi NKRI dari berbagai macam gangguan, salah satunya adalah keteladanan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Gus Dur, kata dia, adalah salah satu figur yang patut dicontoh dalam menghargai persatuan dan keberagaman di Indonesia.
"Sebagai seorang nasionalis, Gus Dur sangat mantap sebagai seorang Muslim, tapi dia juga memiliki toleransi yang luar biasa dalam melihat berbagai persoalan kebangsaan yang ada," katanya.
Menurut dia generasi muda harus diberikan pemahaman ideologi Pancasila dan agama secara baik. Sikap kepahlawanan di kalangan generasi muda juga harus ditumbuhkan agar semangat untuk menjadi teladan dan berbuat positif bagi bangsa Indonesia terus bergelora.
"Kalau itu terjadi, saya optimis paham radikalisme dan terorisme tidak akan bisa masuk dan merusak sendi-sendi kehidupan di Indonesia," kata Ketua Yayasan Sekolah Tinggi Filsafat Driyakarya itu.
Ia menyayangkan saat ini salah satu kekuatan bangsa Indonesia, yaitu gotong royong, mulai luntur di dalam masyarakat. Padahal Bung Karno bersama para pahlawan Kemerdekaan RI lainnya menghubungkan Pancasila dan gotong royong saat membangun fondasi NKRI.
Franz Magnis: jaga keutuhan NKRI juga wujud kepahlawanan
9 November 2016 17:17 WIB
Budayawan Indonesia Franz Magnis Suseno (ANTARA News/Monalisa)
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016
Tags: