Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo mengatakan insiden saling menghujat ataupun mengejek di media sosial bukan tindakan yang mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia.
"Apakah itu budi pekerti yang ditanamkan kepada kita? Saya kira tidak. Ini ada infiltrasi lewat media sosial yang kita tidak sadar dan tidak kita saring," kata Jokowi di Balai Kartini, Jakarta, Rabu.
Menurut Jokowi, dia telah menyarankan Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk membuat etika berinternet dan berbahasa serta bertutur kata dalam dunia maya.
Kepala Negara berharap dengan mengatur etika dalam dunia maya, maka dapat memberi pengaruh baik bagi masyarakat.
"Menjadi Indonesia berarti setiap orang, setiap organisasi harus berjiwa Pancasila, berjiwa Bhineka Tunggal Ika, menjunjung tinggi toleransi, berjiwa gotong-royong," kata Presiden dalam arahannya saat Munas LDII tersebut.
Presiden didampingi sejumlah menteri di antaranya Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara serta Menteri Sekretaris Negara Pratikno tiba di Balai Kartini pada sekitar pukul 08.30 WIB.
Dalam beberapa hari terakhir, Presiden menyambangi sejumlah ormas Islam antara lain Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan PP Muhammadiyah juga untuk bersilaturahim dan membicarakan upaya damai membangun bangsa.
Dalam kunjungannya itu, Jokowi juga mengapresiasi upaya ormas Islam dalam menjaga ketertiban saat unjuk rasa 4 November lalu.
Presiden Jokowi: saling hujat media sosial bukan kepribadian bangsa
9 November 2016 15:23 WIB
Presiden Joko Widodo (ANTARA /Puspa Perwitasari)
Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016
Tags: