Harga cabai melonjak, warga Bekasi resah
9 November 2016 12:22 WIB
Ilustrasi--Pedagang merapikan cabai rawit merah di Pasar Rumput, Jakarta, Senin (10/10/2016). (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
Jakarta (ANTARA News) - Kenaikan harga beberapa jenis bahan pokok seperti cabai dari Rp45 ribu menjadi Rp70 ribu per kilogram di Bekasi, Jawa Barat, mengakibatkan para pembeli resah, karena mereka terpaksa harus menyediakan uang lebih banyak untuk keperluan sehari-harinya.
Seorang warga Bekasi, Karim, mengatakan kepada Antara, Rabu saat meninjau pasar bahwa kenaikan harga tersebut tidak wajar karena terlalu tinggi, sehingga pemerintah harus segera menurunkannya.
"Lonjakan harga tidak normal karena hampir 100 persen, tapi mungkin ada yang harus dilihat dulu apa penyebab lonjakan ini. Apakah karena kemarau, ataukah karena hama sehingga mengakibatkan masyarakat sulit mendapatkan cabai," kata Karim.
Menurut dia, kenaikan harga tersebut bisa dipahami jika menguntungkan para petani yang menghasilkan sayur-mayur tersebut. Yang menjadi masalah adalah kalau harga di tingkat petani masih rendah sedangkan harga di pasar terlalu tinggi maka yang menikmati selisih harga tersebut adalah para tengkulak.
"Kalaupun harga naik maka harus wajar dan menguntungkan semua pihak. Tidak ada yang dirugikan terutama petani." kata karyawan sebuah sekolah menengah atas tersebut.
Antara memantau sayur-mayur di Pasar Patra 3 Tambun, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada Rabu pagi seperti cabai merah dan cabai rawit adalah Rp70 ribu per kilogram sedangkan pada minggu lalu adalah Rp45 ribu, sehingga terjadi kenaikan sebesar Rp25 ribu. Kemudian harga bawang merah naik dari Rp45 ribu menjadi Rp48 ribu - Rp50 ribu per kilogram.
Namun sebaliknya ada juga sayur yang stabil harganya seperti kentang, wortel, kol yang harganya tidak berubah. Sementara itu harga telur ayam pada Rabu pagi tetap sama dengan minggu lalu yaitu Rp16.500 per kilogram.
Seorang warga Bekasi, Karim, mengatakan kepada Antara, Rabu saat meninjau pasar bahwa kenaikan harga tersebut tidak wajar karena terlalu tinggi, sehingga pemerintah harus segera menurunkannya.
"Lonjakan harga tidak normal karena hampir 100 persen, tapi mungkin ada yang harus dilihat dulu apa penyebab lonjakan ini. Apakah karena kemarau, ataukah karena hama sehingga mengakibatkan masyarakat sulit mendapatkan cabai," kata Karim.
Menurut dia, kenaikan harga tersebut bisa dipahami jika menguntungkan para petani yang menghasilkan sayur-mayur tersebut. Yang menjadi masalah adalah kalau harga di tingkat petani masih rendah sedangkan harga di pasar terlalu tinggi maka yang menikmati selisih harga tersebut adalah para tengkulak.
"Kalaupun harga naik maka harus wajar dan menguntungkan semua pihak. Tidak ada yang dirugikan terutama petani." kata karyawan sebuah sekolah menengah atas tersebut.
Antara memantau sayur-mayur di Pasar Patra 3 Tambun, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada Rabu pagi seperti cabai merah dan cabai rawit adalah Rp70 ribu per kilogram sedangkan pada minggu lalu adalah Rp45 ribu, sehingga terjadi kenaikan sebesar Rp25 ribu. Kemudian harga bawang merah naik dari Rp45 ribu menjadi Rp48 ribu - Rp50 ribu per kilogram.
Namun sebaliknya ada juga sayur yang stabil harganya seperti kentang, wortel, kol yang harganya tidak berubah. Sementara itu harga telur ayam pada Rabu pagi tetap sama dengan minggu lalu yaitu Rp16.500 per kilogram.
Pewarta: Chintisa Putri
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016
Tags: