Paris (ANTARA News) - Penyidik Prancis mengidentifikasi ekstremis berkewarganegaraan Belgia-Maroko yang tinggal di Suriah yang diduga merencanakan serangan di Paris dan Brussels menurut sumber yang mengetahui kasus tersebut kepada kantor berita AFP.

Oussama Atar, pria 32 tahun yang diyakini sebagai anggota kelompok ISIS, sudah menjadi tersangka dalam serangan 22 Maret di Brussels namun sekarang dikaitkan dengan kejahatan di Paris pada 13 November tahun lalu.

"Dia satu-satunya koordinator dari Suriah yang diidentifikasi dalam penyelidikan tersebut," kata salah satu sumber kepada AFP.

Penyidik Prancis telah lama menduga bahwa serangan di Paris, yang menewaskan 130 orang, dikoordinasikan oleh satu atau beberapa orang dari Suriah, tetapi tidak pernah menyebut siapa pun sebelumnya.

Atar, yang diyakini memiliki nama samaran Abou Ahmad, adalah sepupu dari El Bakraoui bersaudara yang meledakkan diri di bandara Brussels dan melancarkan serangan di jalur kereta bawah tanah.

Dua sepupu lainnya, Moustapha dan Jawad Benhattal, ditangkap pada 18 Juni dengan tuduhan merencanakan serangan di Belgia selama penayangan pertandingan sepak bola Euro 2016 menurut laporan media Belgia pada saat itu.

Prancis sedang bersiap memperingati serangan di Paris pada akhir pekan ini.

Tempat konser Bataclan, tempat 90 orang meninggal dunia dalam serangan yang dilakukan oleh tiga orang selama pertunjukan, akan dibuka kembali pada Sabtu dengan pertunjukan Sting.

Presiden Prancis Francois Hollande akan memimpin upacara peringatan Minggu yang dihadiri oleh para penyintas dan keluarga dari korban yang meninggal dunia menurut warta kantor berita AFP.(kn)