SNI peluang menangkan persaingan bebas
8 November 2016 13:51 WIB
Sekjen Kemenperin Syarif Hidayatketika mengunjungi stand peserta pada Pembukaan Pameran Produk Indonesia (PPI) 2016 di Surabaya, Jawa Timur, 20 Oktober 2016. (kemenperin.go.id)
Jakarta (ANTARA News) - Pengembangan dan Penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang kegiatannya dikoordinasikan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN), menjadi salah satu cara meraih peluang sekaligus memenangkan persaingan pasar yang semakin sengit.
Demikian disampaikan Sekjen Kementerian Perindustrian Syarif Hidayat saat membuka Pameran Indonesia Quality Expo ke-4 di Plasa Kemenperin, Jakarta.
"Era saat ini, Standard, Technical Regulation, Conformity Assesment atau yang disebut dengan STRACAP memainkan peranan yang sangat penting untuk menjadi unggul dengan negara lain," kata Syarif di Jakarta, Selasa.
Syarif menyampaikan, era globalisasi yang sedang terjadi, membuat tantangan ke depan semakin hebat, terutama adanya kecenderungan negara-negara membentuk kawasan ekonomi tersendiri seperti CAFTA, CEPA, termasuk Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Namun, sebagai bangsa dan penduduk yang besar di Asia Tenggara, tambah Syarif, Indonesia melihat hal ini bukan hanya sekedar sebuah tantangan, namun juga peluang yang harus diraih dan diperjuangkan.
Menurut Syarif, hambatan tarif yang biasa diberlakukan oleh suatu negara untuk menghambat masuknya produk impor guna melindungi masyarakat mereka, kini semakin tidak populer.
"Model hambatan seperti itu justru seringkali menimbulkan dispute atau sengketa antar-negara, di mana negara-negara mulai sadar perlu pengurangan secara bertahap hal-hal yang bisa menghambat terciptanya pasar terbuka," kata Syarif.
Standar dan Penilaian Kesesuaian, adalah salah satu alat yang bisa digunakan untuk menyaring derasnya produk impor yang masuk ke pasar domestik.
Di sisi lain, perlindungan konsumen akan bahaya dari masalah Keamanan, Kesehatan, Keselamatan, serta Kelestarian fungsi Lingkungan Hidup, juga harus ditingkatkan.
Syarif memaparkan, sesuai dengan amanah dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bahwa negara harus melindungi segenap bangsa Indonesia.
"Maka, peran standardisasi dan penilaian kesesuaian menjadi sangat penting dan akan menjadi sebuah keharusan menerapkannya di masa yang akan datang," pungkasnya.
Demikian disampaikan Sekjen Kementerian Perindustrian Syarif Hidayat saat membuka Pameran Indonesia Quality Expo ke-4 di Plasa Kemenperin, Jakarta.
"Era saat ini, Standard, Technical Regulation, Conformity Assesment atau yang disebut dengan STRACAP memainkan peranan yang sangat penting untuk menjadi unggul dengan negara lain," kata Syarif di Jakarta, Selasa.
Syarif menyampaikan, era globalisasi yang sedang terjadi, membuat tantangan ke depan semakin hebat, terutama adanya kecenderungan negara-negara membentuk kawasan ekonomi tersendiri seperti CAFTA, CEPA, termasuk Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Namun, sebagai bangsa dan penduduk yang besar di Asia Tenggara, tambah Syarif, Indonesia melihat hal ini bukan hanya sekedar sebuah tantangan, namun juga peluang yang harus diraih dan diperjuangkan.
Menurut Syarif, hambatan tarif yang biasa diberlakukan oleh suatu negara untuk menghambat masuknya produk impor guna melindungi masyarakat mereka, kini semakin tidak populer.
"Model hambatan seperti itu justru seringkali menimbulkan dispute atau sengketa antar-negara, di mana negara-negara mulai sadar perlu pengurangan secara bertahap hal-hal yang bisa menghambat terciptanya pasar terbuka," kata Syarif.
Standar dan Penilaian Kesesuaian, adalah salah satu alat yang bisa digunakan untuk menyaring derasnya produk impor yang masuk ke pasar domestik.
Di sisi lain, perlindungan konsumen akan bahaya dari masalah Keamanan, Kesehatan, Keselamatan, serta Kelestarian fungsi Lingkungan Hidup, juga harus ditingkatkan.
Syarif memaparkan, sesuai dengan amanah dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bahwa negara harus melindungi segenap bangsa Indonesia.
"Maka, peran standardisasi dan penilaian kesesuaian menjadi sangat penting dan akan menjadi sebuah keharusan menerapkannya di masa yang akan datang," pungkasnya.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2016
Tags: