Jakarta (ANTARA news) - Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengatakan masyarakat harus bersikap rasional dalam melakukan aksi unjuk rasa untuk menjaga ketertiban umum.
"Masyarakat harus bersikap rasional betul-betul berpikir kalau mau melakukan demo tujuannya apa, alasannya apa, harus jelas. Tetapi kalau hanya untuk meramaikan saja kasihan masyarakat yang terganggu jalannya," kata Tito setelah acara Pengarahan Presiden Jokowi Kepada Jajaran Kepolisian Negara Republik Indonesia di Jakarta, Selasa.
Kapolri mengaku tidak mempermasalahkan masyarakat melakukan aksi unjuk rasa karena itu hak warga negara sebagai bagian dari kebebasan berekspresi.
"Asalkan mereka memberikan pemberitahuan saya kira tidak ada masalah," ujarnya.
Sementara itu, dalam pengarahan oleh Presiden Jokowi, Tito mengatakan institusi Polri dan seluruh jajarannya menegaskan kesetian kepada negara dan pemimpinnya, yaitu Presiden Republik Indonesia.
"Polri mengambil sosok dan figur yang juga menjadi role model, yaitu Gadjah Mada. Gadjah Mada sangat terkenal dengan pasukan dan tentaranya. Itu pasukan yang setia untuk membela negara dan pimpinannya," tuturnya.
Menurut dia, hal itu menjadi doktrin yang sangat mendasar dalam hati setiap anggota Polri, yaitu setia terhadap negara dan pemimpinnya.
Sebelumnya, sejumlah organisasi masyarakat, keagamaan dan mahasiswa berunjuk rasa menuntut penegakan hukum terhadap kasus dugaan penistaan agama, di sekitar Silang Monumen Nasional (Monas) Jakarta pada Jumat (4/11).
Aksi yang semula berjalan damai itu berakhir ricuh selepas shalat Isya sehingga petugas melepaskan tembakan gas air untuk membubarkan konsentrasi pengunjuk rasa.
Akibat kericuhan sebanyak 350 orang dari aparat gabungan dan massa pengunjuk rasa terluka dan 21 kendaraan hancur dirusak.
Kapolri: masyarakat harus rasional dalam aksi unjuk rasa
8 November 2016 13:39 WIB
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian (ANTARA /Puspa Perwitasari )
Pewarta: Bernardy Ferdiansyah
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016
Tags: