London (ANTARA News) - Presiden Suriah Bashar al-Assad menyebut kekuatan negara-negara Barat sudah "makin lemah" di negaranya dalam sebuah wawancara yang siar Minggu (6/11) di The Sunday Times.

"Pada masa lalu jika saya mengatakan sesuatu, orang-orang akan mengatakan presiden Suriah terputus dari kenyataan. Sekarang berbeda. Barat menjadi semakin lemah," katanya kepada mingguan Inggris tersebut.

"Mereka tidak punya bukti untuk menjelaskan kepada orang-orang mengenai apa yang terjadi."

"ISIS menyelundupkan minyak dan memanfaatkan ladang minyak Irak di bawah satelit-satelit dan drone Amerika untuk menghasilkan uang, dan Barat tidak mengatakan apa-apa."

"Sementara Rusia mengintervensi dan ISIS mulai menciut dalam semua pengertian."

Assad mengakui peran utama yang dimainkan oleh serangan-serangan udara Rusia, mengatakan: "Yang membuat perbedaan, tentu saja, senjata. Mereka punya senjata yang kami tidak punya."

Dia menambahkan: "Pada akhirnya kami memerangi teroris dengan cadangan tanpa batas yang datang ke Suriah dan kami berjuang, jadi senjata Rusia dan dukungan Iran mengimbangi."

Namun demikian, dia menggambarkan orang-orang Rusia: "Mereka tidak mencoba mencampuri karena mereka tidak menginginkan apa-apa dari kami. Mereka tidak meminta kami untuk menjadi presiden boneka."

Menurut warta kantor berita AFP, Assad juga mengonfirmasi determinasinya untuk menumpas pasukan pemberontak di Aleppo, bekas kekuatan ekonomi yang berada dalam kepungan tiga bulan pemerintah.

"Aleppo adalah masalah di mana teroris menguasai bagian barat kota, dan kami perlu menyingkirkan mereka," katanya.

Lebih dari 300.000 orang tewas di Suriah selama konflik yang bermula dengan aksi protes menentang pemerintah pada Maret 2011.

Ketika ditanya apakah dia bisa tidur meski tahu anak-anak setiap hari tewas terbunuh di Aleppo dan tempat lain, Assad tertawa dan mengatakan "Saya tahu maksud pertanyaan itu."

"Saya tidur teratur, saya tidur dan bekerja dan makan normal dan berolahraga." (mu)