18 agenda dibahas dalam pertemuan Indonesia-PNG
6 November 2016 19:07 WIB
Indonesia Dan PNG Perkuat Kerjasama Warga Papua Nugini melintasi Gerbang Perbatasan Indonesia dengan Papua Nugini, di Jayapura, Jumat (21/10/2016). Pemerintah Indonesia dan Papua Nugini (PNG) sepakat untuk terus memperkuat kerjasama antara kedua negara, salah satunya adalah siap berkontribusi memajukan perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan di kawasan. (ANTARA/Rivan Awal Lingga) ()
Port Moresby (ANTARA News) - Sebanyak 18 agenda dijadwalkan dibahas dalam pertemuan antar pejabat perbatasan RI-Papua Nugini (PNG), Border Liaison Meting yang berlangsung di Port Moresby.
Kepala Badan Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri Pemprov Papua Suzana Wanggai kepada Antara, Minggu, mengatakan, ke 18 agenda itu masuk dalam tujuh bidang diantaranya pembangunan infrastruktur diperbatasan, pengaturan administratif perbatasan dan kerja sama bea cukai dan karantina.
Untuk pengaturan administratif perbatasan yang menjadi agenda adalah revisi pengaturan khusus tentang pelintas batas tradisional yang berlaku sejak 1993.
Selain itu kerja sama SAR dan pengelolaan bencana alam, kerja sama perdangan dan investasi, pendidikan, kesehatan, pariwisata dan perikanan.
Khusus untuk pelintas batas tradisional sudah saatnya direvisi mengingat perkembangannya yang luar biasa, kata Suzana Wanggai.
Dikatakan, delegasi Indonesia yang berjumlah 50 orang dipimpin Wagub Papua Klemen Tinal kini sudah berada di Port Moresby.
BLM RI-PNG yang berlangsung setiap tahun secara bergantian antara RI dan PNG itu akan berlangsung 7-8 November diikuti utusan dari Pemprov Papua, bupati dan walikota yang wilayahnya berbatasan dengan PNG serta dari kementerian terkait, kata Suzana Wanggai.
Kepala Badan Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri Pemprov Papua Suzana Wanggai kepada Antara, Minggu, mengatakan, ke 18 agenda itu masuk dalam tujuh bidang diantaranya pembangunan infrastruktur diperbatasan, pengaturan administratif perbatasan dan kerja sama bea cukai dan karantina.
Untuk pengaturan administratif perbatasan yang menjadi agenda adalah revisi pengaturan khusus tentang pelintas batas tradisional yang berlaku sejak 1993.
Selain itu kerja sama SAR dan pengelolaan bencana alam, kerja sama perdangan dan investasi, pendidikan, kesehatan, pariwisata dan perikanan.
Khusus untuk pelintas batas tradisional sudah saatnya direvisi mengingat perkembangannya yang luar biasa, kata Suzana Wanggai.
Dikatakan, delegasi Indonesia yang berjumlah 50 orang dipimpin Wagub Papua Klemen Tinal kini sudah berada di Port Moresby.
BLM RI-PNG yang berlangsung setiap tahun secara bergantian antara RI dan PNG itu akan berlangsung 7-8 November diikuti utusan dari Pemprov Papua, bupati dan walikota yang wilayahnya berbatasan dengan PNG serta dari kementerian terkait, kata Suzana Wanggai.
Pewarta: Evarukdijati
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016
Tags: